MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Asap masih mengepul tipis di Pemancungan, Kelurahan Pasa Gadang. Puing-puing rumah berserakan. Di posko pengungsian, 23 anak sekolah duduk lesu. Seragam mereka ikut terbakar.
Minggu pekan lalu, 12 Oktober, api melahap 19 rumah di kawasan padat penduduk Kecamatan Padang Selatan itu. Dalam hitungan jam, 36 kepala keluarga—total 121 jiwa—kehilangan tempat tinggal. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp1 miliar.
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Muhidi, datang ke lokasi kejadian. Politisi bergelar magister manajemen itu tidak datang dengan tangan hampa. Ia menyerahkan bantuan tunai Rp25 juta langsung kepada warga terdampak.
“Kehadiran pemerintah sangat penting sebagai bentuk tanggung jawab sosial,” kata Muhidi usai berdialog dengan korban. Bantuan itu, menurut dia, diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak: pakaian dan seragam sekolah anak-anak.
Fajar Pratama, Ketua RT setempat, mengapresiasi kepedulian itu. “Seragam sekolah jadi kebutuhan paling mendesak,” ujarnya. Sebab, 23 pelajar kini harus bersekolah tanpa perlengkapan memadai.
Lurah Pasa Gadang, Sofyan, mengatakan bantuan telah disalurkan melalui posko logistik. Namun tantangan sesungguhnya masih panjang. Sebagian besar korban berasal dari keluarga prasejahtera. Mereka membutuhkan lebih dari sekadar bantuan darurat.
“Kami berharap pembangunan rumah warga segera terealisasi,” kata Sofyan.
Kini, para korban menanti kepastian. Musibah telah meluluhlantakkan tempat tinggal mereka. Yang tersisa hanya harapan—dan bantuan yang terus berdatangan.






