MINANGKABAUNEWS.com, PADANG PANJANG — Sejarah panjang ternyata bisa jadi beban. Tapi bagi Pesantren KAUMAN Muhammadiyah Padang Panjang, modal hampir seabad itu justru menjadi cambuk untuk bergegas. “Modal sejarah yang besar membuat langkah internasional pesantren KAUMAN tidak bisa ditunda lagi,” tegas Ta’rif Abdul Jalil, perwakilan LP2 Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sabtu kemarin.
Pernyataan itu meluncur dalam Forum Group Discussion (FGD) Internasionalisasi Pesantren Kauman di Hotel Rangkayo Basa. Acara yang digelar 4 Oktober 2025 itu bukan sekadar diskusi biasa—ini adalah deklarasi serius pesantren tertua Muhammadiyah di Sumatera Barat untuk naik kelas menjadi pesantren bertaraf internasional.
Mudir Pesantren KAUMAN, Dr. Derliana, menyebut bahwa di usianya yang ke-98, pesantren ini mendapat amanah langsung dari Pimpinan Muhammadiyah untuk mempercepat transformasi. “FGD ini langkah nyata melanjutkan internasionalisasi Pesantren KAUMAN,” katanya.
Ruang hotel dipenuhi jajaran pakar dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), UIN Syech Djamil Djambek Bukittinggi, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, hingga Tim GTK Kanwil Kementerian Agama Sumbar. Hadir pula pengurus PDM Pabasko, BPP Pesantren KAUMAN, dan Ketua PDM Tanah Datar yang juga menjabat Wakil Rektor UIN Mahmud Yunus.
Kasi PD Pontren Kemenag Kota Padang Panjang, Suarman, memberikan restu. “Kami doakan agar launching pesantren internasional ini dikabulkan Allah dan jadi acuan bagi pesantren lain,” ujarnya.
Ta’rif Abdul Jalil menjelaskan, LP2 telah merumuskan kurikulum rujukan bagi pesantren Muhammadiyah agar output yang dihasilkan sejalan dengan visi persyarikatan. “Kesamaan visi dan misi dengan persyarikatan adalah kunci keberhasilan semua cita-cita Pesantren KAUMAN,” tegasnya.
Ketua PWM Sumbar, Dr. Bachtiar, mengakui modal sejarah di Padang Panjang kerap menjadi beban. Namun, ia justru mendorong Muhammadiyah Padang Panjang menjadi lokomotif bagi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya. “PWM Sumbar prioritaskan akselerasi Pesantren KAUMAN. Keberhasilannya akan jadi cloning bagi amal usaha lain di Sumbar,” katanya optimistis.
Rektor UIN Syech Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, memaparkan strategi internasionalisasi lewat lima pilar: kurikulum akademik, SDM dan santri, ekonomi dan kemandirian, diplomasi dan jejaring sosial, serta digitalisasi. “Buya HAMKA sudah meletakkan fondasi internasionalisasi Kauman sejak awal,” ingatnya.
Perwakilan Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Dr. Irman, menekankan pentingnya jejaring dalam menghadapi tantangan global. Internasionalisasi harus mencakup pemetaan potensi internasional, pemetaan mitra, dan penguatan bahasa asing.
Rektor UMSB, Dr. Riki Saputra, mengutip perspektif praktisi lintas agama Houston Smith: internasionalisasi butuh tiga syarat—berpikir spiritual inklusif, keilmuan konkret, dan mau belajar dari siapa pun.
Dr. H. Jhon Of Riezal One dari Tim GTK Kanwil Kemenag Sumbar menutup dengan apresiasi atas prestasi guru dan santri KAUMAN yang sudah mengarah ke taraf internasional. “Jika ingin jadi pesantren luar biasa, butuh kurikulum yang luar biasa,” ujarnya, seraya menekankan pentingnya quality control.
FGD ditutup dengan pemberian sertifikat kepada panelis. Pesantren KAUMAN kini resmi memasuki babak baru: menuju panggung dunia.






