MINANGKABAUNEWS.com, PASAMAN BARAT – Advokat senior Ki Jal Atri Tanjung menyoroti meningkatnya konflik antara buaya dan warga di wilayah Pasaman Barat. Ia menegaskan bahwa persoalan ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan imbauan semata, tetapi membutuhkan langkah-langkah konkret dan terukur dari pemerintah serta pihak terkait.
“Harus ada program kegiatan dan upaya yang nyata untuk mengatasi masalah buaya dan korbannya di Pasaman Barat. Tidak cukup hanya sekadar himbauan,” tegas Ki Jal Atri Tanjung kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).
Menurutnya, keberadaan buaya yang kerap muncul di pemukiman warga dan menimbulkan korban jiwa atau luka-luka telah menimbulkan keresahan yang mendalam di masyarakat. Ia mendorong agar dilakukan kajian ekologis dan sosial, serta intervensi nyata seperti patroli satwa, edukasi masyarakat, pembangunan rambu peringatan, hingga relokasi buaya yang dianggap membahayakan.
Ki Jal juga meminta agar pemerintah daerah menggandeng pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), akademisi, serta tokoh masyarakat dalam merumuskan solusi jangka panjang.
“Kita perlu pendekatan yang terpadu. Jangan sampai masyarakat merasa dibiarkan menghadapi ancaman ini sendirian,” ujarnya.
Ia berharap persoalan ini segera menjadi perhatian serius, mengingat Pasaman Barat memiliki banyak kawasan perairan yang menjadi habitat buaya sekaligus wilayah aktivitas warga sehari-hari seperti mandi, mencuci, hingga mencari ikan.