Agen Pesiar Hadir untuk Mendekatkan JKN ke Masyarakat Hingga Pelosok Negeri

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI – Agen Pesiar (Petakan, Sisir, Advokasi, dan Registrasi) menjadi salah satu program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang berfungsi untuk mendekatkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ke masyarakat hingga pelosok desa/nagari.

Pada kesempatan itu, BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap Agen Pesiar yang berada di wilayah kerja Kantor Cabang Bukittinggi.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi Haris Prayudi, mengungkapkan bahwa pada kegiatan tersebut, peserta sangat antusias melakukan diskusi terkait Pesiar itu sendiri.

“Pelaksanaan monev ini kami iringi juga dengan pembekalan kembali terhadap para Agen Pesiar. Tentunya ini bertujuan untuk me-refresh kembali agen kita agar saat mengedukasi peserta mereka sudah memiliki pemahaman yang sangat baik,” kata Haris dalam keterangan tertulisnya kepada media, baru-baru ini.

Program yang sudah berjalan semenjak tahun 2023 itu, mulai diimplementasikan di 126 desa/kelurahan yang berada di seluruh Indonesia. Dalam implementasinya hingga saat ini, Program Pesiar sudah mulai dilakukan secara bertahap di 8.000 desa yang berprioritas Desa Maju dan Mandiri.

Kemudian Haris, menjelaskan untuk wilayah kerja KC Bukittinggi ada 78 desa/kelurahan/nagari yang masuk dalam implementasi program tersebut. “Untuk wilayah kerja KC Bukittinggi, kita ada 78 desa/kelurahan/nagari yang masuk dalam subjek Program Pesiar.”

“Terbagi dalam 30 desa/nagari di Kabupaten Agam, 13 desa/ nagari di Kabupaten Pasaman, 15 desa/nagari di Kabupaten Pasaman Barat, 10 desa/kelurahan di Kota Padang Panjang dan 10 desa/kelurahan di Kota Bukittinggi,” jelasnya.

Pada kegiatan monev tersebut, Agen Pesiar juga kembali diingatkan dengan fungsi dan tugasnya saat dilapangan. Program Pesiar yang diinisiasi BPJS Kesehatan ini merupakan kegiatan pemasaran sosial yang terencana dalam rangka rekrutmen peserta dan meningkatkan keaktifan peserta JKN.

“Kami mengingatkan kepada para Agen Pesiar untuk selalu melakukan penyisiran terhadap masyarakat pekerja sektor formal yang belum didaftarkan pemberi kerja ke Program JKN (PPU Mikro), usulan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Pemda dan PBPU mandiri,” ingatnya.

“Selain dari pada itu menjadi tugas bagi Agen Pesiar untuk melakukan advokasi dan sosialisasi terhadap masyarakat yang membutuhkan informasi terkait Program JKN,” tukuk Haris.

Salah seorang Agen Pesiar, Tia Lestari (28) yang merupakan peserta kegiatan monev mengatakan bahwa selama menjadi Agen Pesiar banyak suka duka yang sudah dialaminya hingga sejauh ini.

“Selama menjadi Agen Pesiar, saya sudah menjawab banyak keraguan masyarakat terkait program JKN ini. Masih banyak masyarakat kita yang belum paham tentang manfaat adanya Program JKN ini, karena masih berfikir bahwa saat sakit baru akan diaktifkan status kepesertaannya.”

“Tentu saja ini pemahaman yang keliru, dan menjadi tugas kami mengedukasi masyarakat agar paham akan hal tersebut,” sebut Tia kepada media.

Tia juga menceritakan bahwa sejauh ini dirinya sudah berhasil mendaftarkan 30 peserta baru yang berada di nagarinya dari segmen PBPU.

Selain dari kisah keberhasilannya, dia juga menceritakan bahwa semenjak adanya Agen Pesiar, banyak masyarakat di lingkungannya merasa terbantu akan Program JKN tersebut.

“Saat memberikan edukasi tentang manfaat dari Program JKN, makin banyak masyarakat yang saya dapati sangat terbantu, apalagi yang sudah merasakan maanfaat baik kehadiran Program JKN.”

“Bahkan ada yang pernah cerita dirinya hampir menjual harta benda hanya untuk biaya perawatan di fasilitas Kesehatan (Faskes). Tentu ini menjadi berkah untuk kita semua,” tuturnya.

Sebagai informasi bahwa capaian Kepesertaan JKN di wilayah kerja Kantor Cabang Bukittinggi sudah mencapai di angka 97,93 persen per 1 Juni 2025.

Untuk Kota Bukittinggi sudah mencapai 98,03 persen, Kabupaten Agam sudah mencapai 97,27 persen, Kabupaten Pasaman sudah mencapai 98,29 persen.

Kemudian Kabupaten Pasaman Barat sudah mencapai 98,21 persen , dan Kota Padang Panjang sudah mencapai 99,51 persen.

“Data tersebut mengacu pada jumlah penduduk semester II Tahun 2024,” tutur Tia menutup. (*)

Related posts