Air Bangis Menapaki Sejarah: Koloni Tertua Sumatra Bersiap Tetapkan Hari Jadi Resmi

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, AIR BANGIS – Geliat sejarah panjang Air Bangis sebagai permukiman kolonial tertua di Pantai Barat Sumatra kembali mengemuka. Berdasarkan arsip Belanda abad ke-17, nama Air Bangis telah tercatat dalam peta navigasi VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dan pemberitaan Leydse Courant (Leiden) sejak 1624 – dua abad sebelum kemunculan kota-kota besar lain di wilayah ini.

Titik penting terungkap dalam edisi Leydse Courant 4 Mei 1764 yang memuat kebijakan strategis VOC menempatkan residen di tiga lokasi:
1. Chinco, New Zealand
2. Air Bangies (kini Air Bangis)
3. Barros, Sumatra Utara

Pasca-pembubaran VOC (1799), Pemerintah Hindia Belanda melanjutkan konsolidasi kekuasaan. Meski sempat menjadi kandidat ibu kota wilayah pantai barat, posisi strategis tersebut akhirnya jatuh ke Tapanoeli (kini Tapanuli). Namun, pasca-Traktat London 1824 yang mengatur pertukaran wilayah Inggris-Belanda (Bengkulu-Malaka), terjadi realisasi politik baru: Padang ditetapkan sebagai ibu kota menggantikan Tapanoeli pada 1837.

Dua tahun pascapemindahan ibu kota, momentum bersejarah tiba. Melalui pengumuman resmi di Dagblad van ‘s Gravenhage (1 Maret 1839), Air Bangis resmi menjadi ibu kota Residentie Air Bangis di bawah kepemimpinan Residen CPJ Steinmetz. Status ini menempatkannya sebagai pusat pemerintahan setara dengan wilayah administratif kolonial utama di Nusantara.

Menyikapi temuan arsip ini, Advokat senior Ki Jal Atri Tanjung – putra daerah dan pegiat sejarah – mengajukan rancangan penetapan hari jadi kepada Badan Musyawarah (BAMUS) Nagari Air Bangis.

“Tahun 1839 merupakan penanda kedaulatan administratif. Ini basis legal sekaligus kebanggaan generasi,” tegasnya dalam audiensi dengan pemerintah nagari.

Rancangan Peraturan Nagari (Ranpernag) yang diusulkan akan menjadikan 1 Maret 1839 sebagai hari jadi, merujuk pada tanggal publikasi penetapan status residentie. Tahap selanjutnya meliputi:
1. FGD (Focus Group Discussion) bersama akademisi dan komunitas sejarah
2. Penyusunan naskah akademis berbasis arsip primer
3. Sosialisasi partisipatif ke 7 jorong

Inisiatif ini diharapkan tidak hanya mengukuhkan identitas kultural, tetapi juga membuka peluang:
– Pengembangan wisata sejarah jalur rempah Sumatra Barat
– Digitalisasi arsip kolonial Air Bangis
– Integrasi kurikulum muatan lokal berbasis sejarah nagari

“Kita sedang menyusun mozaik sejarah yang tercecer. Ini warisan untuk anak cucu,” pungkas Ki Jal Atri, sembari menyebut rencana ekspedisi bahari menelusuri rute pelabuhan dagang Air Bangis abad ke-17.

Related posts