Cerpen Oleh: Laviola Salsabilla
Aku adalah sosok manusia yang dibesarkan dengan segala kenangan. Seluruh kenangan yang terjadi tersusun rapi bagaikan sebuah rangkai cerita yang beralur. Menjadi sosok aku bukanlah sebuah impian,apalagi keinginan. Aku hadir di dunia, akibat keterpaksaan manusia yang lebih dahulu menerima kenyataan. Kenyataan bahwa dunia begitu pahit dan sulit untuk dibiasakan.
Ceritaku bukanlah sebuah khayalan. Aku terlalu memikirkan banyak cobaan yang kelak akan menimpa ku selanjutnya. Tak bisa di undur,apalagi dihindari. Resiko yang harus ku tanggung bersama janji ku dengan tuhan tak dapat ku ingkari. Aku menyadari semua ini ketika sudah beranjak dewasa. Menjadi anak kecil saja ternyata menakutkan, apalagi tumbuh menjadi hal yang jauh lebih besar.
Dahulu, aku adalah salah satu bagian dari keluarga yang utuh. Tidak banyak yang ku tahu bagaimana sulitnya keluarga ku bertahan. Yang ku tahu saat itu hanyalah menjadi gadis kecil yang manis dan polos. Sejujurnya,hari-hari ku menjadi sosok gadis tidak selamanya indah. Terkadang, aku harus menerima pukulan akibat kesalahan ku sendiri. Kesalahan yang terjadi merupakan hal yang biasa pada anak-anak disekolah. Aku tahu, menjadi orangtua sungguh tidak mudah, dan menjadi anak yang berbakti cukuplah sulit. Tetapi,aku tak akan menyangkal jika dikatakan tidak terima atas perlakuan yang ku dapat saat itu.
Sejalan dengan perkembangan dunia, juga waktu dan usia ku. Aku tumbuh menjadi anak yang menakutkan. Sikap yang tak terduga bisa saja muncul dalam sekejap, dan bisa pula menghilang bagaikan sesuatu yang tidak pernah terjadi. Aku bukanlah anak yang berani. Aku jauh lebih penakut dari yang dibayangkan. Tetapi sejauh aku berkelana menggapai mimpi, entah itu mimpi orangtua ku atau aku. Aku tak pernah merasa bahwa hidupku ini adalah sebuah derita. Aku ternyata telah menikmati hidup ku, yang ku fikir akan menjadi sebuah tragedi besar nantinya.
Umur ku beranjak dewasa, dan aku menemukan sebuah masalah yang tak terfikirkan oleh ku. Aku tidak goyah, hanya saja sedikit kecewa. Ternyata kehidupan ku memiliki masa sulit yang tidak ku ketahui. Dan saat itulah aku tersadar kembali, menjadi manusia yang terlahir di dunia tidaklah mudah dan indah. Banyak masalah yang tidak bertanggung jawab dan malah menarik manusia untuk menyelesaikannya. Seharusnya aku menyadari hal buruk itu sejak lama tanpa terlena dengan keadaan manis yang sejujurnya hanyalah memanipulatif kenangan ku saja.
Dari keadaan sulit yang baru saja kuceritakan, aku memiliki keinginan untuk menjadi sosok yang berani. Berani akan apapun yang akan terjadi kedepannya, tanpa harus tertipu oleh indahnya dunia dan beberapa kenangan yang mungkin akan terjadi kembali. Mungkin terdengar seperti teoritis saja, tetapi aku tau semua hal memang harus dilakukan dengan teori agar tersusun jelas dan juga nyata, bagaimana kehidupan selanjutnya dan kenangan apa yang akan diciptakan dari sebuah kehidupan yang mungkin saja bisa membahagiakan atau malah sebaliknya. Aku berterimakasih pada seluruh kenangan yang terjadi pada masa ku ini. Aku menjadi sosok dewasa yang paham akan kondisi apapun. Dan kini aku bisa menciptakan kenangan indah ku sendiri tanpa takut bahwa hal buruk akan terjadi. Karena ku tahu, kesedihan selalu beriringan dengan kebahagiaan.
/*Penulis :Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas.