MINANGKABAUNEWS.com, PEKALONGAN – Bagi banyak ibu rumah tangga, mengelola keuangan keluarga sering kali terasa seperti memecahkan tebing yang curam. Padatnya kebutuhan sehari-hari, mulai dari belanja dapur, biaya pendidikan anak, hingga pengeluaran mendadak, kerap membuat mereka bingung: ke mana sebenarnya uang belanja itu menguap?
Fenomena inilah yang menggerakkan para dosen Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) untuk menghadirkan solusi nyata. Melalui program pengabdian masyarakat selama Oktober hingga November 2025, mereka berkolaborasi dengan ibu-ibu Ranting Aisyiyah Kelurahan Kramatsari, Kota Pekalongan, dengan fokus pada pendekatan edukatif dan solusi aplikatif.
“Masalah utamanya sederhana namun berdampak besar: banyak ibu yang lupa mencatat pengeluaran harian. Akibatnya, uang seakan lenyap tanpa jejak,” papar Nur Kholidah, M.E., koordinator kegiatan sekaligus dosen UMPP.
Menjawab tantangan tersebut, tim dosen UMPP meluncurkan AmanaFin, sebuah aplikasi pencatatan keuangan digital yang dirancang khusus untuk ibu rumah tangga. Keunggulan utama aplikasi ini adalah kemampuannya beroperasi tanpa koneksi internet, sehingga sangat ideal bagi pengguna dengan akses digital terbatas.
“Cukup unduh sekali, dan AmanaFin siap digunakan kapan saja. Ibu-ibu bisa langsung mencatat setiap pengeluaran tanpa khawatir kehabisan kuota atau sinyal,” jelas Hadwitya Handayani, M.Kom., salah satu pengembang aplikasi dari Program Studi Informatika UMPP.
AmanaFin tidak hanya sekadar alat pencatat, tetapi juga menerapkan prinsip pengelolaan keuangan syariah. Aplikasi ini membagi alokasi dana menjadi 40% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk cicilan atau utang, 20% untuk tabungan dan investasi, serta 10% untuk zakat, infak, dan sedekah. Fitur alarm finansial juga disematkan untuk memberi peringatan ketika pengeluaran melebihi batas yang ditetapkan.
“Dengan sistem digital, data keuangan menjadi lebih teratur, mudah dilacak, dan tidak mudah hilang. Ibu-ibu bisa mengelola keuangan rumah tangga secara mandiri dan transparan,” tambah Hadwitya.
Nur Kholidah menegaskan bahwa AmanaFin merupakan implementasi langsung dari pelatihan literasi keuangan syariah yang telah diberikan sebelumnya. “Kami ingin memastikan bahwa pemahaman konsep tidak berhenti di teori, tetapi dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Selain pelatihan teknis, program ini juga mengedukasi pentingnya perencanaan anggaran, pencatatan transaksi, dan evaluasi keuangan secara berkala. Salah satu peserta, Ibu Sulastri, mengaku sangat terbantu. “Dulu saya hanya mengandalkan ingatan, sekarang semua tercatat rapi di ponsel. Saya jadi lebih paham kemana uang mengalir,” ujarnya antusias.
Cholisa Rosanti, Ketua Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Kramatsari, menyambut baik inovasi ini. “AmanaFin membantu ibu-ibu mengatur keuangan dengan lebih tertib dan sesuai nilai Islam. Kami sangat berterima kasih atas kontribusi ini,” katanya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Batch III Tahun 2025 yang didanai Kemendikbudristek RI. Selain sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, program ini juga mencerminkan komitmen UMPP dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya perempuan.
“Kami tidak ingin sekadar hadir, tetapi menjadi solusi yang relevan dan berkelanjutan,” tutup Nur Kholidah.






