MINANGKABAUNEWS.COM, BUKITTINGGI – Peran Media dalam Melindungi Data Pribadi. Pandemic covid-19 menyebabkan kita semakin erat kaitannya dengan dunia digital. Hal tersebut disampaikan, anggota Komisi I DPR RI Darizal Basir dalam notulensi webinar, dengan tema “Memahami dan Memaksimalkan Aplikasi Sosial Media, Jum’at (18/11/2022).
Darizal dalam pemaparan materinya mengatakan, Indonesia dengan total populasi 204,7 juta, pengguna internet sebanyak 73,7 persen dan 61.8 persen pengguna media sosial aktif. Bahkan dalam kategori pengguna unit mobile melebihi dari jumlah populasi yaitu sebanyak 354.3 juta (125.6 persen dari populasi).
Dari jumlah itu kata Darizal, platform yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia adalah Youtube, whatsapp, Instagram, Facebook dan Twitter. Dan rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan internet 8,52 jam perhari dengan 3.41 jam menggunakan media sosial. Angka tersebut akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi.
“Semakin meluasnya jangkauan internet akan semakin menurunkan juga sekat dalam penyebaran informasi yang tengah dialami pada dilingkungan sekitar,” kata Darizal.
Ia sebut, Internet memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk semakin mudah berinteraksi dengan masyarakat lainnya. “Dalam konteks negara kesatuan republic Indonesia semakin terhubungnya kita satu sama lain, ruang komunikasi dan dialog
antara sesame kita akan dimudahkan,” sebut Darizal.
Namun, tidak dapat kita pungkiri perkembanan teknologi informasi dan digitalisasi ini memberikan dampak negative antara lain, penipuan online, merajalelanya hoaks, pornografi dan lain sebagainya.
Untuk menyambut perkembangan digital ini, diperlukan literasi digital yang baik, tambah Darizal.
Apresiasi dan rasa terimakasih saya ucapkan kepada para narasumber yang telah bersedia berbagi ilmu dengan kita semua. Kepada seluruh peserta seminar ikutilah acara ini dengan baik sehingga kita semua dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat. Serta sebarkanlah ilmu yang kita peroleh dari seminar ini.
Harapannya, perkembangan internet memberikan dampak yang positif pada segala aspek kehidupan, seperti kegiatan yang tengah kita lakukan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital.
“Kita semua berharap kemudahan teknologi dan komunikasi ini memberikan dampak yang bermanfaat, meningkatkan kreatifitas dan masih banyak lainnya. Semoga kegiatan yang kita lakukan ini memberikan dampak yang positif bagi kita semua dan sekiranya informasi yang kita terima pada kegiatan ini dapat dibagikan agar teman-teman kita yang lainnya juga memperoleh informasi yang kita peroleh pada kegiatan ini,” harap Darizal.
Ketua Dewan Pakar ISKI Yuliandre Darwis, Ph.D memaparkan materi, terkait Memahami dan Memaksimalkan Aplikasi Sosial Media.
Ia menjelaskan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Tercatat sosial media yang paling banyak digunakan yaitu facebook lalu setelah itu youtube, whatsapp, Instagram, wechat, tiktok, facebook messenger, douyin, QQ, sinal wibo, kuaishou, snapchat, telegram, pinterest, twitter, reddit, quora.
“Indonesia menjadi 10 besar negara dengan kecanduan media sosial. Fakta tersebut membuktikan bahwa kebanyakan dari masyarakat kita telah mengalami kecanduan dalam bermedia sosial sehingga tidak menutup kemungkinan orang yang kecanduan media sosial akan melupakan interaksi pada dunia sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan kontrol dari dalam diri untuk mengontrol akan waktu dalam penggunaan media sosial tersebut,” jelas Yuliandre.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data bahwa influencer Indonesia tercatat mencapai angka 7 ribu pengguna dan 74 persen konsumen.
“Angka tersebut menunjukkan, angka yang cukup tinggi dan membuktikan bahwa masyarakat kita aktif dalam media teknologi khususnya media sosial,” sebut Yuliandre.
Ia menerangkan, berdasarkan negara dengan jumlah pengikut influencer terbanyak, Indonesia menduduki posisi ke tujuh. Pertama yaitu negara Filipina, kedua Nigeria, ketiga Brasil, keempat Afrika Selatan, kelima Kenya, keenam Kolumbia, ketujuh berulah Indonesia, kedelapan Arab Saudi dan kesembilan Argentina.
“Media sosial juga kerap dijadikan sebagai jalan alternatif untuk memperoleh informasi-informasi yang kita inginkan,” terang Yuliandre.
Media sosial sekarang juga dapat digunakan sebagai untuk sumber penghasilan dan masih banyak lainnya. Pada media sosial terdapat 3.640 konten yang berkaitan dengan ujaran mengenai suku, agama, dan ras.
“Oleh karena itu, diperlukan kesadaran diri, kehati-hatian dalam penggunaan media sosial agar kita dapat memanfaatkan media sosial dengan baik,” tutup Yuliandre.
Sementara itu, Chief of Consultant Cyrus Network Hafizul Mizan memaparkan materi, terkait Memahami dan Memaksimalkan Aplikasi Sosial Media. Sosial media merupakan interaksi sosial di dunia maya via aplikasi. Berikut komponen sosial media yaitu, pertama interaksi sosial-antar manusia (generasi C). Kedua, percakapan – sharing (pikiran, sikap, foto, video). Ketiga, dunia nyata (dunia maya). Keempat, aplikasi (pihak ketiga). Kelima, yaitu data pribadi.
Ia mengungkapkan, cara media sosial menarik perhatian pengguna berupa. Timeline (FYP), aplikasi media sosial mempelajari identitas, behavior, purchased histori bahkan tau apa yang kita bicarakan. Menampilkan konten yang sesuai interest kita, dan terus dilihatikan dengan konten yang kita harapkan biar kita betah. Apa yang kita like, comment, share, itu akan muncul terus. Everytime.
Kedua, beri sensari penerimaan sosial dan dihargai. New followers, new comment, membuat kita candu dan memberikan kesenangan, membuat kita merasa berharga dan eksis di dunia. Ketiga, rapid notification, pemberitahuan tentang apa yang kita pedulikan akan terus membuat kita cek media sosial dan merasa attach dengan gadget.
Berikut beberapa cara yang dapat kita untuk memaksimalkan penggunaan sosial media. Pertama, bermedia sosial sesuai tujuan. Kedua, sosmed sesuai dengan kadar. Ketiga, sosmed sesuai aturan.
Sosmed sesuai tujuan. Konsekuensi sosmed tanpa tujuan berupa tak punya arah, wasting time. Mudah terpengaruh – korban infromasi. Branding diri tidak konsisten. Lemahnnya security. Kerugian ekonomi. Sosmed harus diperlakukan sesuai tujuan seperti, interaksi dan silaturrahmi. Membangun branding diri dan protofolio (karya). Manfaat ekonomi (jual beli – mencari pekerjaan). Mempengaruhi orang lain. Flexing, pamer. Mendapatkan infromasi dan up to date. Bergabung dengan komunitas sosial.
Pilih aplikasi yang cocok, tips yang dapat dilakukan adalah pahami jenis platform yang sesuai dengan audiens. Pastikan jenis konten cocok dengan platform. Lakukan riset terhadap platform favorit (ekonomi). Sesuaikan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kemampuan.
Sosmed sesuai kadarnya, seimbang, tidak berlebihan, tidak kekurangan. Konsekuensi sosmed berlebihan, yaitu No life (Tidak ada kehidupan nyata), kecanduan (Endorphin Addict), terlalu banyak informasi, kehilangan focus (Sulit Membuat Keputusan), social comparison → tidak pernah merasa cukup, budaya hikokomori (neet category), meninggal dunia. Konsekuensi sosmed kurang, yaitu gagap teknologi, tidak update perkembangan zaman, tidak relevan, rentan terhadap hoax.
Sosmed sesuai aturan, secure, bertanggung jawab, menghargai. Terdapat aturan yang berlaku, seperti UU ITE, UU perlindungan data pribadi, norma masyarakat, hak cipta dan kekayaan intelegensi, UU KUHP dan kriminalitas lain. Konsekuensi tidak sesuai aturan berupa terjerat hukum pidana, sanksi sosial – dihujat netizen – cancel culture, merugikan pihak lain dan diri sendiri.
Surveillance capitalism, melalui app permission: location, contact, storage. Kebijakan privasi aplikasi, tracking by habits, informasi pada postingan dan data pribadi. Konsekuensi tidak menyadarinya
berupa tidak memiliki privacy, bisa diprediksi rentan terhadap penipuan, tidak berkuasa pada hidup sendiri.
“Untuk menghindari dampak buruk media sosial kita dapat melakukan beberapa cara seperti. Hindari sharing informasi privat di media sosial : SIM, KTP, passport, credit card. Mencantumkan pada bio tentang alamat lengkap dan nomor kontak pribadi. Travel plans dan details durasi liburan. Evidence atau bukti yang memberatkan diri sendiri suatu saat nanti. Misalnya konten senjata api, barang illegal, momen mabuk bahkan posting perbuatan yang mengarah pada kriminalitas. Minta atau memberi
saran kesehatan, hukum dan hal sensitif lainnya,” tutup Hafizul Mizan.
Pertanyaan
1. Arminiati Wau
Bagaimana caranya agar generasi muda dapat memanfaatkan gadget/sosial media dengan baik?
Jawab : langkah pertama yang mungkin dapat kita lakukan adalah melakukan detox pada sosial media, perbanyak aktivitas atau interaksi secara sosial jika bermedia sosial tidak ada tujuan yang jelas. Jangan sampai media sosial yang pengontrol penggunanya namun penggunalah yang mengontrol media sosail tersebut.
2. Indah Junarti
Bagaimana pembatasan penggunaan media sosial yang baik?
Jawab : diperlukan kesadaran diri agar kita memiliki kontrol dari dalam diri sendiri. Dalam segi apapun segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, begitu pula sosial media, untuk itu kontrol dari diri sendiri merupakan factor yang sangat penting.
3. Rahma Silvia
Apa saja kelebihan dan keterbatasan menggunakan sosial media?
Jawab : dengan adanya sosial media, kita menjadi lebih mudah terhubung dengan kerabat dan teman-teman kita yang keberadaannya jauh dari kita. Dari sosial media juga memberikan akses kemudahan bagi kita semua untuk saling berbagi informasi. Terlebih pada zaman sekarang sosial media dapat dijadikan sebagai media untuk sumber penghasilan.
Keterbatasannya jika sipengguna media sosial salah menggunakan dan tidak mampu mengontrol dirinya akan memberikan dampak negative seperti saling hujat sehingga menimbulkan permusuhan dan masih banyak dampak negative lainnya. Hal tersebut tergantung bagaimana si pengguna media sosial tersebut dalam mengontrol diri terhadap penggunaan media sosial tersebut.
4. Ramot Sibarani
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar anak-anak usia dini dapat menggunakan sosial media dengan baik?
Jawab : dalam hal ini diperlukan pengawasan/kontrol dari orangtua agar menggunakan gadget atau sosial media dengan baik. Mungkin langkah yang dapat dilakukan orangtua adalah dengan melakukan perjanjian antara orangtua dan anak, terkait waktu penggunaan gadget dan memberikan contoh yang baik dari orangtua sendiri.
5. Fatmawati
Bagaimana cara mengatasi anak usia dini yang kecanduan gadget ?
Jawab: langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan mengenali alasan-alasan kenapa anak tersebut kecanduan akan gadget. Bisa jadi anak tersebut kecanduan karena meniru dari kegiatan orang tuanya.
Sebagai orang tua yang memiliki lingkungan terdekat dengan anak maka langkah yang dapat kita lakukan adalah memberikan contoh yang baik. Jika factor penyebabnya adalah orang luar, maka langkah yang harus dilakukan adalah memberikan solusi lainnya seperti melakukan mendekatan kepada anak tersebut.
Pihaknya mengimbau, sosial media di ibaratkan pisau bermata dua, untuk itu marilah kita gunakan sosial media dengan tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Kita harus menjadi driver dari sosial media kita, jangan sampai kita yang dikendalikan oleh sosial media kita.
“Sosial media itu bukan pengganti dunia nyata, untuk itu jangan sampai kita menjadi kecanduan sosial media sehingga lupa dengan kehidupan yang sebenarnya,” imbau Hafizul Mizan menutup closing statementnya. (*)