Anggota PWI Ini Sampaikan Nasihat Terbukanya Untuk Walikota Padang Panjang.

  • Whatsapp
Paul Hendri Wartawan Senior Kota Padang Panjang.

PADANG PANJANG – Satu hari menjelang kemerdekaan RI, 17 Agustus 2025 salah satu wartawan Senior Padang Panjang yang tergabung dalam Wadah PWI, menyampaikan nasihat terbuka yang diposting di Akun Face book resminya.

Paul Hendri, dimata jurnalis terutama organisasi PWI Sumatera Barat Khususnya, mayoritas kenal dengan Sosok ini. Atlit Billyar kebanggaan PWI Sumbar yang acapkali memenangkan Kompetisi laga Billyar pada ajang Porwanas dan Porwaprov Sumbar. Malang melintang sebagai Kuli tinta membuat ia dikenal dengan baik oleh sebagian besar masyarakat kota Serambi Mekah, bahkan sempat mendaftar sebagai bakal calon Walikota Padang Panjang pada pilkada serentak beberapa waktu lalu.

Read More

Dikutip dari akun Face Booknya, Nasihat Terbuka Paul Hendri yang disampaikan teruntuk Walikota Padang Panjang Hendri Arnis BSBA. Sampai berita ini turun belum tampak jawaban dari Humas Pemko Padang Panjang atau dari Perwakilan Walikota Padang Panjang pada kolom komentar, terkait nasihat terbukanya yang disampaikannya. Berikut Kutipan Nasihat terbukanya yang diposting pada sekira pukul 19.30 Wib Sabtu (16/08/25) dengan melampirkan foto Walikota Padang Panjang Hendri Arnis BSBA sembari berdiri di atas Podium dalam postingan tersebut.

“Jangan Keluar Dari Hati Rakyat“

Pak Wali, setelah keputusan besar menghentikan joget pagi di tengah pasar, hari ini satu lagi persoalan kemanusiaan telah Bapak selesaikan. Kami melihat Bapak berani menundukkan ego demi kepentingan orang banyak. Itu langkah mulia, meski sebelumnya harus melewati tarik ulur dengan media, DPRD, dan suara publik.

Namun, perjalanan masih panjang. Masih ada luka kebijakan yang terasa berlawanan dengan hati dan nurani masyarakat. Kami berharap, setiap langkah ke depan lahir dari pertimbangan nurani dan kepentingan banyak orang, bukan sekadar bisikan di sekeliling Bapak.

Ingatlah, Adam dan Hawa keluar dari surga bukan karena kehendak mereka, melainkan karena bisikan. Maka hati-hatilah, Pak. Jangan sampai bisikan yang manis meruntuhkan reputasi yang susah payah Bapak bangun. Sebab, pemimpin sejati bukan hanya pandai mengambil keputusan, tapi juga bijak memilih mana suara rakyat, mana sekadar godaan.

Related posts