Masyarakat Menilai PKS PT SIPP di Desa Buluh Manis, Gagal Kendalikan Limbah
Selasa, 24 November 2020 - 11:00:17 WIB - 497
BATHIN SOLAPAN - Masyarakat menilai manajemen PKS PT SIPP gagal mengendalikan limbah bahkan abai dan cuai dengan lingkungan warga di Desa Buluh Manis, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Tokoh masyarakat sekaligus ketua BPD Desa Buluh Manis Kecamatan Bathin Solapan Masriyanto. Selasa (24/11) mengatakan, perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) meski tegak dan beroperasi di wilayah Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau.
Bersebelahan langsung Desa Buluh Manis dinilai tak berniat menggelar sosialisasinya terhadap lingkungan sekitar yang terkena atau terdampak
Dijelaskan Masriyanto, saat melihat langsung kejadian di aliran sungai Pudu hingga di Jembatan I, Ikan-ikan pada mati. Pada awalnya terjadi mulai 03 Oktober 2020 karena kolam tempat limbah PKS PT SIPP jebol.
"Saat di tempat kejadian saya bersama masyarakat lainnya saat jebol pertama kolam limbah perusahaan terlihat ikan mati bahkan ada yang berat 50 kilogram mengapung mabuk limbah",ujarnya.
Peristiwa jebol kolam limbah yang menyebabkan warga di kesempatan itu bersama 15 warga mendatangi PKS PT SIPP namun keluhan warga tersebut tidak mendapatkan respon sama sekali.
Kemudian terjadi lagi hal yang serupa, jebolnya kolam limbah yang kedua kalinya masyarakat
kembali mendatangi pihak perusahaan. Namun hasil nihil. Waktu itu salah satu dari perusahaan telah berjanji akan ada waktu dan kesempatan warga dengan manajemen bahkan di saat yang sama ada sidak ke lapangan.
Kita sangat berharap agar pihak perusahaan itu peduli terhadap lingkungan. Sebab dengan hadirnya perusahaan di daerah tentunya akan bisa mengurangi pengangguran. Namun apa yang terjadi hingga hari ini jangankan tenaga kerja dari kita giat sosialisasi saja tidak pernah apalagi temu ramah bersama masyarakat membangun silahturahmi. Dan yang dapat sama kita selama ini adalah dampak limbah perusahaan",katanya.
"Diterangkan Masriyanto juga meski perusahaan beroperasi selama tiga tahun belum ada program CSR berjalan",tambah Masriyanto.
Pada kejadian jebolnya kolam limbah untuk kedua kalinya saat itu, contoh limbah yang berserakan di sungai Pudu hingga Jembatan I. Pihak DLH memberikan reaksi langsung hingga turun lapangan. Setelah pihak DLH turun kelokasi hasil juga mentok tanpa ada kabar selanjutnya kepada masyarakat.
Masriyanto menyebutkan jika sikap perusahaan tidak peduli sama sekali dengan keadaan lingkungan. Pemerintah daerah Kabupaten melalui satuan pihak terkait sangat diharapkan bersikap bukan hanya izin saja yang dikeluarkan namun perusahaan harus diarahkan melaksanakan CSR dan sosialisasi terhadap limbah yang telah mencemari lingkungan masyarakat.
"Kita akui bahwa lokasi berdirinya PKS PT SIPP yang berada di wilayah Kelurahan Pematang Pudu, akan tetapi muara pembuangan limbah adalah sungai Pudu di wilayah Desa Buluh Manis Satu-satunya",tambahnya.
Bahkan jika terjadi sikap dari masyarakat atas tidak adanya perhatian, disebutkannya bisa melahirkan kekecewaan. Jangan tunggu masyarakat mengambil tindakan",tukasnya. (Joni)
REDAKSI DISCLAIMER KARIR INFO IKLAN LOGO PEDOMAN MEDIA SIBER KONTAK