Banjir Susulan Terjang Padang, Gubernur Mahyeldi: “Kami Mohon Warga Segera Mengungsi, Ini Demi Keselamatan Jiwa!”

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Langit Kota Padang kembali mendung gelap. Hujan deras yang mengguyur sejak dua hari terakhir membawa kenangan kelam bagi warga Batu Busuak, Kecamatan Pauh. Kawasan yang baru saja mulai bernapas lega setelah banjir bandang sebulan lalu, kini kembali terendam air cokelat keruh yang meluap dari Sungai Batang Kuranji.

Kamis pagi, 25 Desember 2025, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah turun langsung ke lokasi bencana. Dengan sepatu boots dan payung di tangan, sang gubernur menyusuri jalan-jalan yang kembali tergenang lumpur. Wajahnya tampak prihatin melihat kondisi yang belum sepenuhnya pulih, kini harus menghadapi bencana serupa untuk keempat kalinya dalam sebulan terakhir.

Read More

Empat Kali Banjir dalam Sebulan, Warga Batu Busuak Lelah

Batu Busuak seperti terjebak dalam lingkaran bencana yang tak kunjung usai. Sejak 25 November 2025, kawasan ini telah mengalami banjir bandang sebanyak empat kali—pada 25 November, 28 November, 23 Desember, dan kini 25 Desember. Setiap kali air surut, warga bergegas membersihkan rumah, memperbaiki apa yang rusak, berharap itu yang terakhir. Namun harapan itu selalu pupus saat hujan kembali turun deras.

“Daerah ini belum sepenuhnya pulih, namun kembali diterpa banjir susulan. Bahkan akses jalan yang baru selesai diperbaiki sekitar sepekan lalu kembali rusak, sehingga menyulitkan mobilitas masyarakat,” ujar Mahyeldi dengan nada prihatin saat ditemui di lokasi bencana.

Infrastruktur yang baru diperbaiki hancur lagi. Rumah-rumah warga yang baru dibersihkan dari lumpur, kembali terendam. Yang paling mengkhawatirkan, pendangkalan sungai akibat material yang terbawa banjir bandang sebelumnya membuat kapasitas tampung Sungai Batang Kuranji semakin berkurang. Artinya, setiap kali hujan deras, risiko banjir semakin tinggi.

Imbauan Tegas: Segera Mengungsi!

Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, Gubernur Mahyeldi tidak main-main. Dengan tegas, ia meminta seluruh warga Batu Busuak untuk kembali mengungsi ke tempat yang lebih aman. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Prakiraan cuaca menunjukkan intensitas hujan masih akan tinggi dalam beberapa hari ke depan, sementara upaya pengerukan sungai untuk mengembalikan kapasitas tampungnya belum bisa dilakukan secara optimal karena kondisi cuaca.

“Mengingat curah hujan masih tinggi dan pengerukan sungai belum bisa kita lakukan secara maksimal, maka kami minta masyarakat untuk kembali mengungsi ke tempat yang lebih aman. Insyaallah, segala sesuatunya akan disiapkan,” tegas Mahyeldi.

Imbauan ini bukan sekadar protokol. Gubernur yang akrab disapa Bapak Wali ini memahami betul rasa lelah dan frustasi warga yang harus bolak-balik mengungsi. Namun, keselamatan jiwa adalah prioritas utama. Trauma banjir bandang 25 November yang merenggut korban jiwa masih segar dalam ingatan. Pemerintah tidak ingin kejadian serupa terulang.

Tidak Hanya Batu Busuak, Agam Juga Terdampak

Bencana banjir susulan ternyata tidak hanya melanda Batu Busuak. Gubernur Mahyeldi mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi juga menerima laporan serupa dari Kabupaten Agam. Kawasan Parak Villa, Jorong Pasa Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya juga mengalami banjir dengan intensitas yang cukup mengkhawatirkan.

“Masyarakat kita minta tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan, karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Sumbar,” pungkas Mahyeldi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Sumatera Barat sedang menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang serius. Perubahan iklim dan intensitas hujan yang tidak biasa membuat sejumlah daerah rentan terhadap bencana hidrometeorologi.

Respons Cepat Pemerintah dan Tim Gabungan

Meski bencana datang beruntun, respons pemerintah tidak kendor. Saat ini, petugas gabungan dari berbagai instansi terkait bersama pemerintah daerah terus melakukan pemantauan 24 jam di lokasi-lokasi terdampak. Posko-posko darurat didirikan, dapur umum dioperasikan, dan bantuan logistik terus disalurkan kepada warga yang mengungsi.

Tim SAR, BPBD, TNI, Polri, dan relawan bekerja tanpa henti membantu evakuasi warga, terutama lansia, anak-anak, dan ibu hamil yang berada di zona merah. Alat-alat berat disiagakan untuk membersihkan material yang menyumbat aliran sungai begitu kondisi memungkinkan.

Gubernur Mahyeldi dalam kunjungan kali ini didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi daerah, termasuk Wakil Ketua DPRD Sumbar Evi Yandri, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Sumbar Nolly Eka Mardianto, serta Anggota DPRD Kota Padang Mulyadi Muslim, Yusri Latif, dan Rafdi. Kehadiran mereka menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani krisis ini.

Tantangan Penanganan Jangka Panjang

Banjir berulang di Batu Busuak dan kawasan lainnya di Sumbar bukan hanya soal tanggap darurat. Ini adalah alarm keras bahwa diperlukan solusi jangka panjang yang komprehensif. Pengerukan sungai secara menyeluruh, normalisasi aliran sungai, perbaikan sistem drainase, hingga penataan tata ruang di kawasan rawan bencana harus segera menjadi prioritas.

Pendangkalan sungai yang terjadi akibat material vulkanik dan sedimen dari hulu menjadi masalah serius. Sungai Batang Kuranji yang seharusnya mampu menampung debit air tinggi, kini kapasitasnya berkurang drastis. Setiap kali hujan deras, air tidak punya ruang untuk mengalir dan akhirnya meluap ke permukiman.

Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem semakin sering terjadi juga harus diantisipasi dengan sistem peringatan dini yang lebih baik dan edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana.

Solidaritas dan Harapan di Tengah Bencana

Di tengah kesulitan, solidaritas masyarakat Sumatera Barat tetap terjaga. Bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak—pemerintah, swasta, organisasi sosial, hingga individu yang tergerak membantu saudara-saudaranya yang tertimpa musibah. Dapur umum beroperasi, pakaian dan selimut dibagikan, trauma healing untuk anak-anak pun digelar di posko-posko pengungsian.

Warga Batu Busuak yang meski lelah, tetap menunjukkan ketangguhan. Mereka tahu ini bukan pertama kali, dan mungkin bukan yang terakhir. Namun semangat untuk bangkit tidak pernah padam. “Kami hanya berharap pemerintah bisa segera melakukan pengerukan sungai secara menyeluruh, supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Gubernur Mahyeldi berjanji akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan dukungan penuh dalam penanganan bencana ini, baik untuk respons darurat maupun solusi jangka panjang.

“Kami memahami keresahan masyarakat. Pemerintah provinsi akan terus berupaya maksimal, tidak hanya untuk penanganan darurat, tapi juga mencari solusi permanen agar masyarakat bisa hidup aman dan tenteram,” tutup Mahyeldi.

Related posts