Begini Lo Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos di DLH Kota Solok

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS, SOLOK – Tingginya sampah yang dihasilkan setiap hari oleh masyarakat dan pedagang, mengharuskan Dinas Lingkungan Hidup Pemko Solok untuk putar otak dan berupaya menjadika sampah organik tersebut menjadi bermanfaat guna, terutama untuk pertanian.

Mitra Yoriska, Pengawas Angkutan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Pemko Solok ditemui MinangkabauNews.com, Jumat (8/11/2024), mengatakan sampah organik yang diangkut ke TPA Regional Ampang Kualo berasal dari pasar raya berupa sisa-sisa sayuran yang sudah di pisahkan.

Read More

“Sampah yang diolah menjadi kompos adalah sampah organik yang diangkut ke TPA setelah Maghrib dari Pasar Raya Kota Solok berupa sisa-sisa sayuran pedagang,” Terang peraih penghargaan wanita berjasa di bidang lingkungan ini.

Sampah tersebut, jelasnya, dipisahkan menjadi sampah organik dan non organik. Sampah yang bisa digunakan dan di daur ulang menjadi pupuk kompos adalah sampah organik. Sampah organik digiling lalu di fermentasi selama 14 hari sambil terus diaduk maksimal selama tiga hari.

“Sampah yang telah dikumpulkan itu dipisah antara sampah organik maupun non organik. Setelah itu dilakukan pencacahan yang bertujuan agar sampah organik tersebut menjadi lebih lembut, dan di diamkan agar terjadi pembusukan” Urainya.

“Mendiamkan sampah organik tersebut harus di tempat yang tertutup rapat dan kedap udara, akan lebih efektif jika mendiamkan sampah tersebut di ember yang memiliki tutup rapat. Jika ingin menambahkan sampah harus ditambahkan larutan EM4 agar pembusukan bisa lebih sempurna dan merata,” ucap Mitra.

Selama pendiaman itu akan ada dua jenis pupuk kompos yang dihasilkan yaitu padat dan cair. Untuk pupuk padat harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara di angin-anginkan. Sedangkan pupuk cair bisa langsung diaplikasikan di media tanam, wajib dicampurkan air kapur sirih supaya tidak berbau, begitupun dengan pupuk padat. Perbandingannya adalah satu berbanding lima.

Dikatakan Mitra, pupuk tersebut akan dimasukan kedalam karung dan dikirimkan ke PKK, kantor serta sekolah-sekolah yang ada di Kota Solok.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok, Edrizal mengatakan, sebenarnya kebutuhan pupuk kompos yang dibutuhkan selama ini bisa dihasilkan secara mandiri. Ia berharap masyarakat Kota Solok dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri.

“Kompos itu mudah dan bermanfaat, jangan takut untuk mulai mengompos, karena mengompos itu tidak sulit dan hanya memerlukan kemauan untuk mencoba. Ini juga salah satu upaya untuk mengurangi dan memanfaatkan sampah organik sisa dapur yang dihasilkan setiap hari,” Kata Edrizal.***

Related posts