MINANGKABAUNEWS, KRIMINAL — Sejumlah santri di Pondok Pesantren (Ponpes) M Natsir di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), menjadi korban sodomi. Pelakunya diduga pria berinisial MS, yang merupakan salah seorang pengasuh pondok.
Dalam menjalankan aksinya, MS membujuk para korban bermain game online di gawainya.
“Dibujuk dengan main game online. Anak-anak ini dibawa ke kamarnya,” kata Kasat Reskrim Polres Solok Arosuka, Iptu Rifki Yhuda Ersanda, Rabu (16/6/2021).
Kasus dugaan asusila diduga berlangsung di ponpes yang berada di Batu Bagiriak, Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Solok, Sumbar.
Menurut informasi, tersangka MS baru saja membeli sebuah gadget jenis tablet. Dia kemudian merayu para korban dengan membiarkan mereka bermain menggunakan tablet tersebut, dengan syarat bersedia menjadi pelampiasan nafsu bejat tersangka.
Polisi sedang mencari MS yang melarikan diri sebelum ditetapkan sebagai tersangka.
Ia menyebutkan berdasarkan hasil laporan sampai saat ini jumlah korban tindakan pencabulan tersebut sebanyak tiga orang anak di bawah umur yang berusia 10-12 tahun. Saat ini anak-anak itu sudah melakukan tes visum et repertum.
“Tiga orang anak itu merupakan anak dari warga yang tinggal di sekitar lingkungan asrama pondok pesantren,” ujar dia.
Kasusnya ini dilaporkan pada Kamis (27/5). Sedangkan MS dikabarkan sudah pergi sejak Senin (24/5).
Bupati Prihatin dan Beri Trauma Healing
Bupati Solok, Epyardi Asda, mengaku prihatin atas kasus pelecehan seksual yang terjadi di Ponpes M Natsir. Dia menyebut peristiwa seperti itu bukan pertama kalinya terjadi.
Epyardi mengaku mendapat laporan dari Wali Jorong atau aparat kepala kampung. Dia mendapat laporan ada belasan santri yang menjadi korban.
“Saya beberapa kali didatangi warga Alahan Panjang. Mereka menyampaikan kasus tersebut dan meminta bantuan agar dapat penanganan,” kata Epyardi, Selasa (15/6/2021).
“Kalau dari laporan yang saya terima, ada 10-14 santri yang menjadi korban (sodomi), namun yang baru membuat laporan ada tiga orang,” imbuhnya.
Ia mengaku sudah memerintahkan pihak Kecamatan Lembah Gumanti dan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok memberikan trauma healing kepada para santri.