Bicara Toleransi dan Beri Motivasi Entrepreneurship, Ketua MEK PWM Sumbar Gun Sugianto: Tidak Benar Ada Intoleran di Ranah Minang

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Rasio jumlah wirausahawan atau pengusaha di Indonesia saat ini baru mencapai 2 persen dari total penduduk. Idealnya, kata Majelis Ekonomi PW Muhammadiyah Sumbar, Gun Sugianto adalah 4 persen agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Saya harap juga Farid dan kawan-kawan indika Foundation ini ke depan punya success story di bidang yang sesuai passion dan ide yang berbasis teknologi, dan memiliki kecintaan yang besar terhadap ABS-SBK,” katanya saat menjadi narasumber Padang Toleran 2 di Kafe Orion Padang, Selasa, (21/3/2023).

Read More

Talk show bertajuk bincang toleransi 2 “Toleransi di Minangkabau dari toleransi ke toleransi beragama” itu digelar Indika Foundation.

Gun yang berkartu Muhammadiyah sejak 1998 menilai anak muda di Minangkabau bisa menjadi pengusaha handal. Menurut dia, soal toleransi sudah tamat karena Orang Minang sudah menunjukan tolerannya bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Indika Foundation gelar Talkshow Padang Toleran 2 (Foto: Dok. Istimewa)

Bendahara DPD Gerindra Sumbar ini, mengingatkan bonus demografi tidak hanya peluang tetapi juga akan menimbulkan persoalan baru karena akan menambah beban negara, jika tidak di-manage dengan baik. “Jangan bercita-cita jadi ASN, belajarlah dengan serius untuk jadi pengusaha,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua PWM Sumbar, Buya Yosmeri mengatakan orang Minang itu adalah orang paling toleran sejak dahulunya. Jika ada yang mengatakan masyarakat Sumatra Barat tidak toleran itu kurang tepat itu perlu kita lawan. “Kita punya bukti bahwa orang Minang itu toleran,” pungkas Buya Yos.

Pertama, hampir di seluruh penjuru ada orang Minang. Bahkan di pulau terkecilpun ada orang Minang dan ada rumah makan Padang. Dimana pun mereka berada mereka diterima dan mendapat tempat. “Jika masyarakat Minang tidak toleran tentu mereka akan sulit diterima dan sulit mendapatkan tempat,” tukas Yosmeri.

Kedua, di Sumatra Barat, nama tempat dan nama daerah berasal dari nama suku daerah luar. “Kita punya kampung jawa, kampuang kaliang, kampung cina dan kuburan cina. Ini membuktikan bahwa orang Minang itu orang yang sangat toleran. Orang dari luar Sumatra Barat pun mendapat tempat di Minangkabau,” sambung Buya Yos.

Ketiga, dari segi kehidupan beragama tidak ada kita dengar orang agama lain tidak mendapat tempat di Sumbar. Tidak ada orang berbeda ras tidak mendapat tempat di Ranah Minang. Bahkan tidak kita dengar ada bentrokan fisik, pembulian dan lain sebagainya. Sesuai falsafah Minang, adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Agama mengajarkan toleransi, paparnya lagi.

“Kita adalah masyarakat yang bertoleransi dan menerima perbedaan di Ranah Minang. Ini harus kita rawat terus, kita jaga terus dalam rangka memastikan bahwa tidak hanya Ranah Minang tetapi juga Indonesia secara keseluruhan,” tutupnya

Related posts