Biden Minta Warga AS Keluar dari Ukraina, Sinyal World War 3?

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.COM, INTERNATIONAL — Amerika Serikat (AS) dan sekutunya meminta seluruh warganya untuk segera meninggalkan Ukraina. Permintaan ini disampaikan karena AS khawatir Rusia akan segera menginvasi Ukraina, termasuk melancarkan serangan udara sewaktu-waktu.

Demikian disampaikan pemerintah AS Jumat (11/2/2022) waktu setempat. AS dan beberapa negara di Eropa semakin gencar memperingatkan warganya akan kemungkinan serangan yang bisa segera terjadi. Di saat yang sama, Rusia menuduh AS dan sekutu menyebar kebohongan sebagai pengalihan perhatian dari tindakan agresif mereka.

Mengutip Reuters, Rusia hingga kini dikabarkan menolak pertemuan diplomatik bersama Uni Eropa dan NATO. Hingga kini, negara yang dipimpin Vladimir Putin itu sudah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara ke daerah perbatasan Ukraina.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan orangAStidakbisa mendapat pertolongan atauevakuasi militer jika mereka tetap di Ukraina. Karena itu merekaharus pergi dalam waktu 48 jam.

“Kami terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina. Kita kini berada di masa bahwainvasi bisa dimulai kapan saja. Jika serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, kemungkinan akan dimulai dengan pemboman udara dan serangan rudal yang jelas bisa membunuh warga sipil tanpa memperhatikan kewarganegaraan mereka,”kata Sullivan.

AS memprediksi serangan Rusia bisa terjadi sebelum Olimpiade Musim Dingin berakhir pada 20 Februari mendatang. Selain AS, negara lain yang meminta warganya untuk segera meninggalkan Ukraina adalah Australia, Selandia Baru, Inggris,Jepang, Latvia, Norwegia dan Belanda.

Imbauan AS terhadap warganya itu disambut Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy. Dia berkata beberapa orang berharap kepanikan yang ditimbulkan AS agar segera mereda.

“Mungkin mereka bernasib sial atas kepanikan yang terjadi, karena pembuat kepanikan jelas mendapat angin dari aksi ini. Tentara kami kini tetap berada di dalam wilayah kami sendiri, dan saya membayangkan jangan-jangan AS akan menginvasi Ukraina karena kampanye panik tersebut sudah menyebar,” ujarnya via Twitter.

AS dikabarkan berencana mengirim 3 ribu tentara tambahan ke Polandia beberapa hari mendatang, demi membantu NATO dan meyakinkan sekutunya di sana. Saat ini, sudah ada lebih dari 8.500 tentara yang disiagakan AS di Eropa.

Sebelumnya, gambar satelit komersial dari AS menunjukkan pengerahan militer Rusia baru di beberapa lokasi dekat perbatasan Ukraina.

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada NBC News pada Kamis (10/2) waktu setempat bahwa hal-hal di Ukraina “bisa menjadi gila dengan cepat.” Setelah itu, Biden melakukan panggilan darurat dengan para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Polandia dan Rumania, serta kepala NATO dan Uni Eropa.

Mereka sepakat untuk melakukan upaya terkoordinasi demi mencegah agresi Rusia, termasuk dengan siap untuk memaksakan “konsekuensi besar dan biaya ekonomi yang parah” jika memilih eskalasi militer.

Related posts