Padang — Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menyiapkan 80 unit rumah sebagai hunian sementara bagi warga yang masih berada di pengungsian pascabencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di kota tersebut.
Walikota Padang, Fadly Amran, mengatakan fasilitas ini ditujukan bagi masyarakat yang tidak memungkinkan tinggal lebih lama di lokasi pengungsian karena faktor kesehatan maupun kondisi lingkungan yang kurang memadai.
“Saat ini kami memiliki sekitar 80 rumah pasca-COVID yang bisa digunakan sementara sebagai tempat penampungan warga,” ujar Fadly, Selasa (2/12/2025) saat meninjau lokasi terdampak banjir di Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang.
Selain penyediaan hunian sementara, Pemkot Padang juga telah mengajukan pembangunan hunian tetap kepada pemerintah pusat. Menurut Fadly, proses koordinasi dengan sejumlah kementerian terus dilakukan agar pembangunan rumah bagi masyarakat terdampak dapat dipercepat.
Untuk memastikan seluruh bantuan tepat sasaran, Fadly telah menginstruksikan camat dan lurah di wilayah terdampak untuk melakukan pendataan menyeluruh terhadap rumah warga yang mengalami kerusakan berat, sedang, hingga tidak layak huni.
“Pendataan ini bagian penting dari proses pemulihan. Kami ingin memastikan bahwa bantuan diberikan sesuai kebutuhan di lapangan dan tepat sasaran,” tegasnya.
Komdigi Bangun Posko dan Media Center
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus melakukan upaya pemulihan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra.
Selain pemulihan teknis, Komdigi juga mendirikan sejumlah posko sebagai Pusat Informasi dan Media Center untuk mendukung komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana.
Posko tersebut menjadi ruang koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, hingga relawan, sekaligus memastikan arus informasi tetap berjalan lancar selama masa tanggap darurat.






