Untuk menunjang penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DLHPKPP) secara intens melakukan kegiatan pembinaan program kampung iklim (proklim).
“Dalam hal ini, kita terus berkomitmen dan ikut berperan aktif dalam mengusulkan lokasi kampung iklim ke Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2013. Lokasinya tersebar di nagari-nagari,” ujar Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Padang Pariaman Rudy Repenaldi Rilis ketika membuka kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Program Komunitas untuk Iklim (Proklim) di Kecamatan Batang Anai, Rabu (13/11/2024).
Oleh karena itu, lanjut Rudy, setiap tahun Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menerima anugrah berupa Sertifikat Penghargaan sebagai Pembina Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Rudy menyebutkan, kegiatan ini akan semakin meningkatkan penguatan aksi lokal untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sehingga akan banyak usulan lokasi kampung iklim di daerah Padang Pariaman yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembangunan, baik bagi generasi sekarang maupun untuk generasi mendatang.
Rudy juga menyinggung soal keberhasilan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman yang menerima dua penghargaan sekaligus dari Kementerian LHK, yaitu trophy utama Proklim Lestari dan Pembina Proklim Terbaik.
“Penghargaan sebagai pembina proklim terbaik diberikan kepada Bupati Suhatri Bur yang dinilai berhasil membina kelompok dan penggiat lingkungan hidup di Padang Pariaman. Sedangkan penghargaan trophy utama sebagai Proklim Lestari diterima Kelompok Proklim Kenanga Korong Kandang Ampek, Nagari Guguak, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam,” katanya menjelaskan.
Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas ini menyasar 21 Proklim yang ada di Padang Pariaman serta beberapa perangkat daerah dan walinagari yang telah di-SK-kan oleh Bupati Padang Pariaman sebagai tim teknis pembina program komunitas Iklim dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Devi Hendra SSI MSi dan Pembina Bank Sampah Sahabat Alam( BSSA) Ekho Kurniawan ST.
Sebagai informasi program kampung iklim merupakan suatu strategi KLHK dalam upaya pengendalian perubahan iklim dengan mendorong kerjasama multi pihak untuk memperkuat kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak berbasis komunitas.
Upaya adaptasi dan mitigasi ini menjadi paket utuh dalam pengendalian perubahan iklim yang harus dilaksanakan secara bersama-sama untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Pemerintah Indonesia berkomitmen pada Climate Adaptation Summit 25 Januari 2021 melalui statemen Presiden RI, bahwa : Seluruh potensi masyarakat harus digerakkan, Indonesia melibatkan masyarakat untuk mengendalikan perubahan iklim melalui program Kampung Iklim yang mencakup 20.000 desa pada tahun 2024.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan emisi GRK (mitigasi) sebesar 26% dengan upaya sendiri dan sebesar 41% dengan dukungan Internasional dengan proporsi emisi masing-masing sektor yang meliputi : kehutanan (17,2%), energi (11%), pertanian (0,32%), industri (0,10%) dan limbah (0,38%). Sedangkan untuk adaptasi meliputi peningkatan ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan sumber penghidupan, serta ketahanan ekosistem dan lanskap.