MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Udara pagi menjelang siang di Kafe Esha, Rabu (13/10), terasa berbeda dari agenda-agenda resmi kepolisian yang biasa berlangsung di ruang rapat yang kaku. Di antara denting cangkir kopi dan riuh rendah percakapan, Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Susmelawati Rosya, S.S., M.Tr., melepas sejenak jaket protokoler.
Dalam temu santai bersama puluhan insan pers itu, wanita perwira tinggi yang kerap disapa Susmelawati ini menyampaikan sebuah pernyataan yang jarang terdengar dari petinggi kepolisian. Bukan tentang statistik penurunan kriminalitas, bukan pula imbauan kamtibmas. Kali ini, kata yang meluncur dari mulutnya adalah “sayang”.
“Saya sayang dengan wartawan,” ujarnya, disambut gelak tawa dan tepuk tangan riang dari para jurnalis yang hadir.
Kalimat pendek itu, dalam konteks relasi polisi dan pers yang kerap diwarnai ketegangan, bagai oase. Ia menyiratkan sebuah pendekatan yang lebih personal, menggeser narasi dari sekadar hubungan institusional menjadi hubungan kemanusiaan.
Pernyataan itu bukanlah sebuah retorika kosong di panggung resmi. Ia lahir dalam format gathering informal, sebuah ruang di mana jarak hierarkis mencair. Susmelawati tampak luwes bercengkerama, mendengar langsung keluh kesah, dan berbagi cerita dengan para pewarta.
“Pernyataan ‘sayang’ dari seorang Kabid Humas bukanlah hal yang biasa. Itu adalah strategi komunikasi publik yang cerdas sekaligus berani,” kata seorang wartawan senior yang hadir dalam pertemuan tersebut, enggan disebutkan namanya.
Pertemuan di Kafe Esha ini, bagi banyak yang hadir, lebih dari sekadar silaturahmi. Ia adalah sebuah upaya membangun jembatan kepercayaan. Dalam dunia di mana informasi bisa menjadi komoditas sekaligus senjata, kata “sayang” dari Kombes Susmelawati barangkali adalah modal berharga untuk membina kemitraan yang sehat antara penegak hukum dan pengawas demokrasi.
Pertanyaannya kini, apakah “rasa sayang” ini akan teruji ketika laporan kritis bermunculan? Atau justru ini menjadi fondasi baru bagi hubungan yang saling menghormati: polisi bekerja dengan transparansi, wartawan memberitakan dengan proporsional. Hanya waktu yang akan menjawabnya.





