Buya Dr. Gusrizal Gazahar Tekankan Pentingnya Taubat dan Kritik Penyimpangan dalam Berziarah Kubur

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI — Dalam kajian Fiqh di Masjid Surau Buya Gusrizal Kota Bukittinggi, Ketua Umum MUI Sumatera Barat, Buya Dr. H. Gusrizal Gazahar Datuak Palimo Basa, menegaskan pentingnya taubat bagi setiap Muslim.

Buya mengingatkan bahwa manusia, kecuali para nabi dan rasul, tidak maksum dari dosa, sehingga taubat adalah kebutuhan mendasar seperti halnya makanan. Buya Gusrizal juga mengkritik keras praktik ghulu (berlebihan) dalam berziarah kubur, termasuk keyakinan kemaksuman imam dalam Syiah dan penyimpangan perilaku sebagian umat Islam yang mengagungkan kuburan. Beliau menyerukan agar masyarakat tetap berpegang pada ajaran ulama Ahlusunnah wal Jamaah dan menghindari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan syariat.

Buya Gusrizal menyampaikan bahwa taubat adalah jalan untuk kembali kepada fitrah sebagai hamba Allah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Adam AS. Beliau menekankan bahwa kesadaran akan kesalahan dan keinginan untuk memperbaiki diri adalah ciri utama orang beriman, berbeda dengan sifat iblis yang selalu menyalahkan orang lain.

Selain itu, Buya Gusrizal mengingatkan bahaya penyimpangan dalam berziarah kubur, seperti meminta-minta kepada penghuni kubur atau meyakini kemaksuman selain para nabi.

Buya juga menceritakan pengalamannya melihat praktik-praktik menyimpang di beberapa negara, termasuk di Iran dan Mesir, serta mengingatkan agar masyarakat Sumatera Barat tidak terpengaruh oleh ajaran yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Buya Gusrizal juga menyinggung fenomena politik lokal, termasuk dendam dan hasad di kalangan tertentu, serta menegaskan komitmennya untuk tidak memperpanjang jabatan di MUI Sumbar.

Buya menekankan bahwa jabatan adalah amanah, bukan alat untuk popularitas atau prestise.

Kajian ini diharapkan menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa bertobat, menjauhi penyimpangan, dan tetap berpegang pada ajaran yang benar.

Buya Gusrizal mengajak masyarakat untuk istiqamah dalam mengikuti ajaran ulama Ahlusunnah wal Jamaah dan menghindari praktik-praktik yang berlebihan dalam beragama. Kajian ini menjadi penegasan kembali pentingnya pemahaman agama yang lurus dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Related posts