Cara Sayyidina Umar bin Khattab Mengoreksi Diri

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.COM, HIKMAH – Sahabat yang dirahmati Allah. Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu merupakan orang yang sangat teguh memegang prinsip.

Ia dikenal tangguh, keras, dan memiliki pendirian yang kuat. Kendati demikian, ia bukan orang yang merasa benar selalu. Ia merasa sebagai manusia biasa yang memiliki kekurangan.

Read More

Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu bahkan mendoakan orang-orang yang mengoreksi dirinya dan menunjukkan kekurangannya, sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Ghazali berikut ini:

رَحِمَ اللهُ امْرَأً أَهْدَى إِلَيَّ عُيُوْبِي

Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang menunjuki kekuranganku,” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H], juz III, halaman 69).

Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu tidak segan meminta masukan secara jujur kepada sahabatnya untuk mengoreksi dirinya.

Ia menanyakan kepada sahabatnya di mana letak kekurangan dirinya baik yang bersifat pribadi maupun bersifat kebijakan publik.

Suatu hari ia meminta sahabat Salman ra untuk menunjukkan kekurangan dirinya. Ketika Salman radhiyallahu ‘anhu datang, Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kabar apa terkait diriku yang sampai kepadamu dan kamu tidak suka?”

“Ku dengar kamu memiliki dua jenis lauk dalam sebuah meja makan dan memiliki pakaian bagus yang dipakai siang dan malam,” jawab Salman radhiyallahu ‘anhu.

“Apakah ada lagi selain itu?” kata Umar radhiyallahu ‘anhu.

“Tidak,” kata Salman radhiyallahu ‘anhu
“Baiklah, dua ini cukup,” kata Umar radhiyallahu ‘anhu.

Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu juga pernah meminta sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu untuk memberikan catatan perihal dirinya.

“Wahai Hudzaifah, kamu adalah sahabat dekat Rasulullah perihal menghadapi orang-orang munafik. Apakah kau melihat tanda-tanda orang munafik pada diriku?” tanya Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu.

Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, kata Imam Al-Ghazali, adalah sahabat terkemuka Rasulullah ﷺ yang dijamin masuk Surga.

Di tengah kedudukannya yang mulia dan pangkatnya yang tinggi, ia tetap mencurigai dirinya sendiri dan tidak segan meminta pertolongan orang lain untuk menunjukkan kekurangan dirinya.

Cara Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dimasukkan oleh Imam Al-Ghazali sebagai cara kedua untuk menilai aib dan kekurangan diri kita sendiri. yakni sebuah cara dengan mencari sahabat jujur yang dapat dipercaya, religius, dan taat pada nilai-nilai agama yang dapat melihat kekurangan kita dan mengamati perilaku kita baik lahir maupun batin, serta memperhatikannya.

Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dan orang seperti Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu akan mendoakan orang yang memberitahukan aibnya. Ia akan senang kalau ada sahabat yang mengoreksi kekurangannya.

Wallahu A’lam Bisshowab

Related posts