MINANGKABAUNEWS.COM, PADANG — Dua setengah milyar ingin dijadikan penutup analogi tak beradab “kebisingan suara adzan seperti gonggongan suara anjing”.
Jika ada yang menikam jejak dan menimpali kata seperti itu, dengarlah jawaban dari hamba Allah swt yang lahir dan hidup di ranah ini !
“Meringankan beban masyarakat yang terkena mushibah adalah kewajiban pemerintah yang merupakan hak rakyat. Sangat memalukan bila uang negara yang juga berasal dari rakyat, jika dipakai sebagai pembungkam umat yang tersinggung karena penghinaan”.
Narasi yang melecehkan masyarakat Sumatera Barat dengan bantuan di saat bencana ketika ulama dan niniak mamak bersikap terhadap analogi yang dibuat Menteri Agama, berarti penghinaan berikutnya !
Perlu tuan ketahui, bukan emas dan perak ukuran rasa di Ranah Minang, sekali lagi, itu perlu sekali untuk tuan-tuan camkan !
Emas dan perak memang bisa menjadi ungkapan lahir dari guratan bathin sesuai petuah “tertarung kaki, inai padahannya dan terdorong mulut, emas padahannya”.
Namun bila tersirat maksud “biarkanlah hina yang tercoreng”, berarti tuan-tuan telah berperangai bagaikan penjajah.
Kalau memang itu yang tuan-tuan tuju, maka ketahuilah
Berpantang sorban ulama dan deta penghulu Minangkabau merunduk menerima tuan !!!.