MINANGKABAUNEWS, SOLOK – Cegah Stunting, Walikota Solok Zul Elfian Umar Perintahkan organisasi perangkat daerah terkait untuk melakukan pemetaan dan menyusun langkah-langkah strategis dan menciptakan inovasi agar angka Stunting di Kota Solok dapat ditekan.
Hal ini disampaikan Walikota Solok Zul Elfian Umar saat mengukuhkan TPPS (Tim Penilai Pencegahan Stunting) Kota Solok, Senin (12/9/2022), di The Wish Hotel Kota Solok.
Menurut Wako, stunting merupakan dimana kondisi gagal tumbuh pada anak balita atau bayi di bawah 5 tahun, akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek atau menjadi pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia dua tahun.
“Penanganan stunting harus direncanakan semenjak dari awal. Mulai dari calon pengantin sebelum menikah hingga melahirkan anak. Kita tidak boleh bermain-main dan harus bersungguh-sungguh dalam merencanakan dan menyusun strategi dalam upaya pencegahan stunting di Kota Solok,” kata Wako.
Selain itu, Wako mengingatkan untuk berpuas diri dengan capaian yang diperoleh Kota Solok dalam pencegahan stunting. Stunting harus dicegah sedini mungkin dengan meningkatkan gizi anak dan ibu hamil.
“Capaian Kota Solok dalam pencegahan stunting masih termasuk tinggi di Sumatera Barat. Karena itu, kita harus terus berupaya agar angka stunting di Kota Solok dapat ditekan menjadi lebih rendah lagi, minimal diangka 5% atau dibawahnya,” tekanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat Fatmawati menekankan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak, agar stunting dapat dicegah. Komitmen semua pihak harus dipegang dalam upaya pencegahan stunting.
“Kota Solok bisa menjadi percontohan dan pilot project dalam upaya pencegahan stunting di Sumatera Barat. Terima kasih Walikota Solok yang membentuk TPPS,” tuturnya.