MINANGKABAUNEWS.com, PADANG –LANGIT Padang pagi itu tak begitu cerah, namun semangat Ibrahim Garba bersinar terang. Pemuda asal Nigeria itu duduk di antara ratusan mahasiswa baru di Convention Hall Kampus I UM Sumatera Barat. Senyumnya tak pernah pudar, mengikuti setiap acara Masa Taaruf Mahasiswa Baru (MASTA) dengan antusiasme yang menggebu. Sebuah perjalanan ribuan mil dari Afrika Barat akhirnya membawanya ke ranah Minang.
Ibrahim telah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau pada suatu Minggu, 26 Januari silam. Dia disambut oleh Isral Naska, M.A., Ph.D., dari Lembaga Kerjasama Urusan Internasional UM Sumatera Barat. Dari bandara, perjalanan dilanjutkan menuju Bukittinggi. Di Kampus III yang sejuk itu, dia menandatangani kontrak beasiswa dan memulai babak baru hidupnya.
Enam bulan sebelum MASTA, hari-harinya diisi dengan benturan bahasa dan budaya. Di bawah bimbingan tutor UPT Pusat Pengembangan Bahasa (PPB), Ibrahim menjalani kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Kata demi kata dipelajari, kalimat demi kalimat dilatih. Awalnya, kesepian menghantui. Tak ada satu pun teman senegara. Tapi tekadnya tak goyah.
“Saya terbang jauh dari Nigeria karena saya percaya UM Sumatera Barat adalah kampus terbaik di Padang dan Sumatera Barat,” ujar Ibrahim, dengan bahasa Indonesia yang kini telah lancar. Pilihannya jatuh pada kampus ini bukan tanpa alasan. Nilai keagamaan yang kuat dan norma kehidupan yang dijunjung tinggi menjadi magnet utamanya.
“MASTA sangat menarik, saya jadi kenal banyak orang baru,” katanya, wajahnya berbinar. Suasana hangat dan penuh keakraban kegiatan itu berhasil mencairkan rasa rindunya pada kampung halaman. Pesannya sederhana tapi penuh kekuatan: “Untuk mengawali memang sulit, tapi kalau berusaha, pasti bisa.”
Kehadiran Ibrahim Garba bukan sekadar tambahan angka di daftar mahasiswa asing. Dia adalah nyala api yang mengingatkan bahwa pendidikan mampu menyatukan perbedaan, merajut harapan dari benua yang berbeda. Di tanah Minang, dia telah menemukan lebih dari sekadar kampus; dia menemukan rumah akademiknya.






