Dari Pesantren Kauman Padang Panjang untuk Malalo: Aksi Nyata Pelajar Muhammadiyah Ringankan Beban Korban Banjir Bandang

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG PANJANG — Kabut masih menyelimuti sisa-sisa kepiluan di Nagari Malalo, Tanah Datar. Tanah yang subur berubah menjadi hamparan lumpur dan batu setelah galodo dan banjir bandang menyapu permukiman warga. Di tengah reruntuhan rumah dan ladang yang hancur, cerita tentang ketangguhan dan kepedulian justru mulai tumbuh. Cerita itu berawal dari serambi Pesantren Kauman di Padang Panjang, digerakkan oleh semangat para pelajar yang tergabung dalam Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Merespon laporan dari posko bencana, hati para santri dan pelajar ini tak bisa tinggal diam. Bersama KL Lazismu Pesantren Kauman, mereka dengan cepat memutar roda solidaritas. Aksi penggalangan dana dan barang dilakukan bukan dengan gegap gempita, tetapi dengan ketulusan yang mengalir dari satu kelas ke kelas lain, dari satu rumah ke rumah warga Muhammadiyah, dan para dermawan yang tergerak. Hasilnya terkumpul bukan sekadar angka: 350 kilogram beras yang akan mengenyangkan, 10 sak telur yang penuh protein, serta tumpukan pakaian layak pakai yang diharapkan bisa menghangatkan tubuh dan hati.

Read More

Pada Ahad yang sejuk, 30 November 2025, konvoi harapan pun bergerak meninggalkan pesantren. Tujuannya adalah Posko Siaga Bencana di Tanjung Mutiara, di tepian Danau Singkarak yang tenang, menjadi saksi bisu perjalanan bantuan ini. Prosesi penyerahan berlangsung khidmat, dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Padang Panjang, Batipuh, X Koto (Pabasko), Suharman, beserta perwakilan Lazismu dan MDMC. Kehadiran mereka bukan sekadar formalitas, melainkan simbol penyatuan langkah seluruh elemen Muhammadiyah dalam satu misi kemanusiaan.

Di depan para penerima bantuan dari Pasar Malalo dan Muara Ambius, M. Nur Hakim, Ketua PR IPM Pesantren Kauman, menyampaikan pesan sederhana namun mendalam. “Kami mungkin hanya pelajar dengan segala keterbatasan. Tapi, keterbatasan itu tidak boleh membatasi niat untuk hadir dan meringankan sesama. Bantuan ini adalah wujud nyata kehadiran kami, doa kami yang terangkai dalam setiap butir beras dan helai pakaian. Semoga bisa menjadi penopang semangat bagi Bapak dan Ibu sekalian yang sedang menghadapi ujian berat ini,” ujarnya, suaranya lirih namun penuh keyakinan.

Suharman, selaku Ketua PDM Pabasko, memandang penuh apresiasi pada aksi spontan yang terorganisir ini. “Inilah pendidikan karakter yang sebenarnya,” ujarnya. “Mereka tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga belajar membaca ‘ayat-ayat’ sosial di sekelilingnya. Kepemimpinan dan kepekaan yang ditunjukkan adik-adik IPM ini adalah investasi terbesar untuk masa depan bangsa. Ini harus menjadi tradisi, menjadi DNA pelajar Muhammadiyah.”

Akhirnya, bantuan itu berpindah tangan, dari genggaman para pelajar yang penuh semangat, ke tangan warga yang penuh harap. Di balik angka 350 kg beras dan 10 sak telur, tersimpan cerita tentang kepedulian yang berhasil dirangkai dalam waktu singkat. Aksi ini lebih dari sekadar transaksi barang; ini adalah transaksi empati, penguatan silaturahmi, dan bukti bahwa musibah bisa memadamkan material, tetapi tidak akan pernah padam untuk memadamkan semangat tolong-menolong.

Dan kisah dari Pesantren Kauman untuk Malalo ini pun mengakhiri babaknya, meninggalkan jejak yang tak akan terlupakan: bahwa di usia muda, mereka telah belajar menjadi jawaban untuk persoalan di sekitarnya. Bantuan telah sampai, tapi gelombang inspirasi yang mereka ciptakan baru saja dimulai.

Related posts