MINANGKABAUNEWS.com, FEATURE — Pagi itu, halaman Balai Basuo Kantor Camat Lubuk Begalung mendadak riuh. Suara tawa anak-anak bersahut-sahutan, bercampur dengan lantunan ayat suci yang bergema dari pengeras suara. Di antara payung-payung warna-warni yang dipasang seadanya, ratusan santri Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) berbaris rapi, mengenakan pakaian terbaik mereka. Ada yang bersarung dengan peci hitam mengilat, ada pula yang berjilbab putih sederhana, wajah mereka memancarkan semangat berkompetisi.
Minggu (21/9/2025) itu, Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) ke-X resmi dibuka. Sebanyak 241 murid MDTA dari seluruh kecamatan di Kota Padang berkumpul, menjadikan halaman kantor camat itu bukan sekadar arena lomba, melainkan juga tempat bertemunya harapan akan lahirnya generasi religius, cerdas, dan berkarakter.
“Anak-anak yang kita lihat hari ini adalah murid MDTA yang belajar di masjid dan musala. Dari sinilah kita membangun Smart Surau,” kata Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, dalam sambutannya. Suaranya tegas, namun sesekali melunak ketika ia menatap para santri yang tersenyum malu-malu.
Program Smart Surau memang menjadi salah satu unggulan Pemkot Padang. Bukan sekadar jargon, melainkan sebuah ikhtiar menghidupkan kembali fungsi surau sebagai pusat pembinaan karakter generasi muda. Melalui ajang seperti Porsadin, konsep itu mendapat wajah nyata: surau bukan hanya tempat mengaji, tetapi juga lumbung prestasi.
Ajang Lomba, Ajang Silaturahmi
Porsadin kali ini mengusung tema “Bersama Madrasah Diniyah, Membina Karakter Bangsa dan Membangun Generasi Berakhlak Mulia.” Ketua Panitia, Yul Asril, menjelaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar lomba. “Kami ingin menggali bakat, memacu prestasi, tapi juga mempererat silaturahmi antar-MDTA. Jadi anak-anak tidak hanya bertanding, tapi juga saling mengenal,” ujarnya.
Ada 10 cabang lomba yang dipertandingkan. Dari yang bernuansa keagamaan seperti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Tahfiz, Olimpiade Ilmu Tajwid, hingga pidato dalam bahasa Indonesia dan Arab. Ada pula yang menuntut kecerdasan cepat tanggap seperti Cerdas Cermat. Dan untuk menyeimbangkan, cabang olahraga seperti badminton dan lari sprint ikut meramaikan.
“Lomba pidato bahasa Arab cukup menantang,” ujar Ahmad, salah satu peserta dari Kecamatan Kuranji. Ia mengaku sempat gugup, tapi dorongan dari ustaznya membuat ia berani naik ke panggung. “Saya ingin bisa seperti ulama yang pandai bicara di depan orang banyak,” katanya sambil tersenyum.
Dukungan dari Banyak Pihak
Suasana hari itu benar-benar meriah. Anggota DPRD Kota Padang Hendrizal tampak hadir, begitu juga Kepala Kemenag Kota Padang, Edy Oktafiandi. Di barisan kursi undangan, Ketua DPW FKDT Sumbar Firdaus Ghani dan Ketua DPC FKDT Kota Padang Syaifuddin Zuhri duduk berdampingan, sesekali bertepuk tangan menyemangati peserta.
Bagi mereka, Porsadin bukan sekadar agenda tahunan, melainkan bukti bahwa pendidikan agama berbasis komunitas masih berakar kuat di Padang. “FKDT adalah wadah perekat. Melalui kegiatan ini, kita meneguhkan bahwa Madrasah Diniyah tetap relevan, bahkan semakin dibutuhkan,” kata Firdaus Ghani.
Pilar Pendidikan Karakter
Wawako Maigus Nasir berharap kegiatan ini tidak berhenti pada sekadar lomba. Ia menekankan pentingnya kesinambungan. “Kita ingin melahirkan generasi yang tidak hanya bisa juara, tetapi juga berakhlak mulia, disiplin, dan mampu mengaktualisasikan nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Kalimat itu seakan menegaskan posisi Madrasah Diniyah di Padang: bukan pelengkap, tapi pilar pendidikan karakter. Di tengah gempuran era digital dan derasnya arus informasi, pendidikan agama berbasis surau dianggap sebagai benteng moral bagi generasi muda.
Dan pada hari itu, semangat itu tampak nyata di wajah-wajah para santri. Mereka bukan hanya datang untuk menang, tapi juga untuk merayakan kebersamaan, keislaman, dan identitas mereka sebagai anak surau.
Seperti kata seorang ustaz sepuh yang ikut mengantar muridnya, “Lihatlah anak-anak ini. Dari surau, mereka bisa naik panggung. Dari surau, mereka belajar menjadi pemimpin.”






