MINANGKABAUNEWS.com, SOLOK –Kabupaten Solok masih berjuang bangkit dari dampak menghancurkan banjir bandang yang menerjang. Menanggapi kondisi ini, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, secara langsung turun ke lokasi terdampak di Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, pada Selasa (2/12/2025).
Dalam kunjungannya, Gubernur tidak hanya melihat secara dekat kerusakan yang terjadi, tetapi juga berdialog langsung dengan para korban. Dari interaksi tersebut, terdengar jelas suara masyarakat yang memprioritaskan normalisasi aliran sungai serta bantuan alat berat untuk membersihkan sisa material banjir, seperti kayu dan lumpur, yang masih menggunung di permukiman.
Mahyeldi menyatakan bahwa aspirasi warga telah direspons cepat oleh pemerintah. “Kita sudah mendengar langsung aspirasi warga. Mereka membutuhkan percepatan pemulihan, dan itu sudah kita respon. Alat berat sudah kita kerahkan dan saat ini masih bekerja di lapangan,” ujarnya, sambil menegaskan bahwa area terdampak yang sangat luas membutuhkan waktu penanganan lebih lanjut.
Sebagai bentuk dukungan tahap awal, Pemprov Sumbar menyerahkan bantuan kebutuhan dasar senilai total Rp68 juta untuk warga di dua titik lokasi bencana. Gubernur menekankan komitmennya untuk mendampingi masyarakat hingga pemulihan sepenuhnya tercapai. “Insya Allah pemerintah akan terus mendampingi masyarakat hingga kondisi kembali pulih,” tambah Mahyeldi.
Data dari pemerintah daerah menggambarkan betapa besarnya dampak bencana ini. Wakil Bupati Solok, Chandra, melaporkan bahwa bencana telah mengganggu kehidupan 14.966 jiwa. Secara rinci, 211 rumah rusak berat, 243 rusak sedang, dan 195 rusak ringan. Sektor pertanian juga lumpuh dengan 643 hektare sawah mengalami kerusakan.
Khusus di Nagari Muaro Pingai, bencana menimpa 521 kepala keluarga. Sebanyak 50 rumah hancur berat, ditambah dengan rusaknya infrastruktur vital seperti satu jembatan yang putus total dan dua jembatan lainnya rusak serius. “Kami berharap dukungan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk percepatan pembangunan kembali akses jalan dan jembatan, karena ini kebutuhan vital masyarakat,” pungkas Chandra.
Upaya pemulihan di Kabupaten Solok kini memasuki fase kritis, mengandalkan koordinasi erat antara pemerintah, relawan, dan ketangguhan masyarakat sendiri untuk bangkit kembali.






