Detik-Detik Mencekam Banjir Bandang Padang: Jenderal TNI Langsung Turun Tangan Evakuasi Warga

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Hujan deras yang mengguyur Sumatera Barat sejak beberapa hari terakhir telah menjelma menjadi bencana yang memilukan. Banjir bandang melanda sejumlah kawasan di Kota Padang, menyisakan kehancuran dan kesedihan mendalam bagi ribuan warga yang kehilangan segalanya dalam sekejap.

Di tengah kepanikan dan air yang masih menggenangi pemukiman warga, sosok Danrem 032/Wbr, Brigadir Jenderal TNI Machfud, S.E., M.Si., hadir memberikan secercah harapan. Pada Kamis pagi, 27 November 2025, perwira tinggi tersebut langsung turun ke lapangan, menyisir lokasi-lokasi yang paling parah terdampak bencana.

Read More

Kaki Danrem pertama kali menginjakkan langkah di kawasan Perumahan Lumin Park, Lubuk Minturun. Pemandangan yang tersaji sungguh memilukan. Rumah-rumah yang dulunya berdiri kokoh kini berubah menjadi reruntuhan. Lumpur cokelat pekat menutupi hampir seluruh permukaan jalan, sementara perabotan rumah tangga berserakan di mana-mana.

Warga yang selamat tampak berkumpul dengan wajah tertunduk lesu. Sebagian besar dari mereka kini tidak memiliki tempat berlindung. Kehilangan harta benda yang dikumpulkan selama bertahun-tahun hanyalah dalam hitungan jam.

Melihat kondisi tersebut, Brigadir Jenderal Machfud tidak tinggal diam. Ia langsung berinteraksi dengan para korban, memberikan dukungan moral yang sangat mereka butuhkan di saat-saat tersulit ini. Sambil memeriksa distribusi bantuan logistik, ia memastikan bahwa dapur lapangan yang didirikan telah beroperasi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi.

“Masyarakat tidak sendirian dalam menghadapi musibah ini. Seluruh jajaran TNI akan terus bekerja tanpa henti melakukan evakuasi, mendistribusikan logistik, mengoperasikan dapur lapangan, serta membantu pemulihan pasca banjir. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua,” ujar Danrem dengan nada penuh empati saat berbicara kepada warga yang berkumpul.

Dari Lubuk Minturun, rombongan Danrem kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawasan Simpang Jawi, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah. Kondisi di lokasi ini bahkan lebih mengenaskan. Hampir seluruh wilayah kelurahan terendam air dengan ketinggian mencapai satu meter lebih.

Aktivitas warga seketika lumpuh total. Kendaraan tidak bisa melintas, anak-anak tidak bisa bersekolah, dan pedagang kehilangan mata pencaharian. Ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, meninggalkan rumah mereka yang masih tergenang.

Di lokasi pengungsian, Danrem 032/Wbr didampingi oleh Lurah setempat, Imra, berkeliling menyapa para pengungsi satu per satu. Ia menyempatkan diri mendengarkan keluhan dan kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.

“Kami memahami betapa berat situasi yang tengah Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara hadapi saat ini. Prajurit-prajurit jajaran Korem 032/Wbr akan senantiasa berada di tengah-tengah masyarakat, mendampingi dan membantu hingga situasi kembali pulih,” tegas Brigadir Jenderal Machfud dengan suara lantang penuh keyakinan.

Bencana banjir bandang yang melanda Kota Padang kali ini bukanlah bencana biasa. Data sementara yang dihimpun dari berbagai sumber menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan.

Setidaknya lima warga telah dinyatakan meninggal dunia, termasuk seorang balita yang belum sempat merasakan indahnya kehidupan. Satu orang lainnya masih dalam pencarian dan belum ditemukan hingga saat berita ini ditulis. Keluarga korban yang hilang masih berharap keajaiban akan terjadi, meski waktu terus berjalan dan harapan semakin tipis.

Kerusakan material juga sangat masif. Puluhan rumah mengalami kerusakan berat, bahkan ada yang tersapu arus banjir hingga tidak menyisakan pondasi sama sekali. Ratusan unit kendaraan baik roda dua maupun roda empat rusak parah akibat terhantam material banjir dan terendam air dalam waktu lama.

Lebih memprihatinkan lagi, ratusan warga mengalami luka-luka, baik luka ringan maupun luka berat yang memerlukan penanganan medis segera. Dua jembatan yang menjadi penghubung vital antar wilayah juga putus, memutus akses transportasi dan mempersulit upaya evakuasi serta distribusi bantuan.

Belum lagi fasilitas umum lainnya yang juga tidak luput dari kerusakan. Jaringan listrik padam, jalur komunikasi terputus, dan sumber air bersih terkontaminasi. Kehidupan warga benar-benar berubah dalam sekejap.

Melihat skala bencana yang begitu besar, TNI melalui Korem 032/Wbr langsung menggelar operasi tanggap darurat. Ratusan prajurit dikerahkan untuk melakukan evakuasi korban yang terjebak, membersihkan jalur-jalur vital, dan mendistribusikan bantuan kepada ribuan warga yang membutuhkan.

Dapur lapangan didirikan di beberapa titik strategis untuk memastikan para korban dan pengungsi mendapatkan makanan layak tiga kali sehari. Tenda-tenda darurat juga dipasang sebagai tempat berlindung sementara bagi mereka yang kehilangan rumah.

Selain itu, tim medis juga dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama dan perawatan lanjutan bagi korban yang mengalami luka-luka. Beberapa korban dengan kondisi kritis bahkan harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih intensif.

Pemerintah Kota Padang bersama instansi terkait juga terus berkoordinasi untuk mempercepat proses pemulihan. Alat berat diturunkan untuk membersihkan material longsor dan membuka akses jalan yang terputus. Bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun donatur swasta terus berdatangan.

Bencana banjir bandang di Padang kali ini menjadi pengingat keras bagi kita semua tentang kekuatan alam yang tidak bisa diprediksi. Intensitas hujan yang tinggi, ditambah dengan kondisi geografis yang rawan, menciptakan kombinasi mematikan yang sulit dihindari.

Para ahli lingkungan menyatakan bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan turut memperparah kondisi ini. Alih fungsi lahan, berkurangnya daerah resapan air, dan sistem drainase yang tidak memadai menjadi faktor-faktor yang membuat banjir semakin sering terjadi dengan intensitas yang lebih besar.

Namun di balik semua kehancuran dan kesedihan, ada secercah cahaya harapan. Solidaritas dan kepedulian yang ditunjukkan oleh TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat luas membuktikan bahwa kita tidak akan membiarkan saudara-saudara kita menghadapi musibah ini sendirian.

Kehadiran Danrem 032/Wbr di tengah-tengah warga yang terdampak bukan sekadar kunjungan formalitas, tetapi bentuk komitmen nyata bahwa TNI akan selalu hadir di saat masyarakat membutuhkan.

Related posts