DETIK-DETIK MENCEKAM! Banjir Bandang Tiba-Tiba Terjang Lambuang Bukik ketika Shubuh, 2 Rumah Baru Dibangun Hanyut, Warga Pingsan Melihat Musibah Ini

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Malam itu seharusnya menjadi malam biasa bagi warga Kelurahan Lambuang Bukik, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Namun takdir berkata lain. Hujan deras yang mengguyur Kota Padang selama beberapa hari terakhir akhirnya memuntahkan murka alam yang mengerikan.

Hendra, salah satu saksi mata yang masih beruntung selamat, masih terbayang jelas bagaimana bencana itu datang seperti monster yang mengamuk. Suaranya bergetar saat menceritakan detik-detik mencekam yang tak akan pernah terlupakan seumur hidupnya.

“Senin malam, 24 November, sekitar pukul 21.00, air mulai naik. Kami pikir hanya banjir biasa,” ujar Hendra dengan mata memerah. Warga sempat was-was, tapi tidak ada yang menyangka bahwa mimpi buruk sesungguhnya baru akan dimulai beberapa jam kemudian.

Pagi menjelang, tepatnya pukul 06.00 pada Selasa, 25 November, bencana itu datang. Bukan sekadar banjir, tapi banjir bandang yang datang dengan kecepatan luar biasa. Air cokelat keruh bercampur lumpur menyapu bersih apa pun yang dilaluinya. Tidak ada waktu untuk menyelamatkan apa pun. Tidak ada kesempatan untuk mengambil barang berharga. Semuanya terjadi begitu cepat.

“Bah datang begitu cepat, tidak ada yang bisa diselamatkan,” kenang Hendra dengan suara parau. Dua rumah warga yang baru saja dibangun—impian keluarga yang baru terwujud—hanyut begitu saja dalam sekejap. Salah satu pemilik rumah bahkan pingsan menyaksikan rumah yang dibangun dengan keringat dan air matanya lenyap ditelan banjir bandang.

Yang lebih memilukan, Mushalla Jamiatul Rahmah, tempat warga beribadah dan mencari ketenangan hati, terbelah menjadi dua bagian. Keranda jenazah dan seluruh peralatan mushalla hanyut terbawa arus deras. Pemandangan yang tak sanggup dipandang mata.

“Mata tidak bisa dipejamkan. Semua terjadi begitu cepat,” ucap Hendra sambil mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. Kini, seluruh area dipenuhi lumpur tebal. Rumah-rumah yang tersisa penuh dengan endapan lumpur cokelat yang berbau menyengat.

Di tengah kepedihan itu, ada secercah keberuntungan kecil. Aliran listrik tidak padam, sehingga warga masih bisa melihat kondisi sekitar dan melakukan evakuasi saat fajar menyingsing.

Bencana banjir bandang ini kembali mengingatkan betapa kuatnya kekuatan alam dan betapa rapuhnya manusia di hadapannya. Kini warga Lambuang Bukik tengah berjuang membersihkan puing-puing kehidupan mereka yang hancur, sambil berharap bantuan segera datang untuk meringankan beban mereka.

Related posts