MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Kepanikan melanda kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Kota Padang pada Selasa siang yang mendung. Suasana yang tadinya hiruk pikuk aktivitas perkuliahan tiba-tiba berubah mencekam ketika sebuah dinding penahan tanah atau turap setinggi belasan meter ambruk dan menimbun puluhan kendaraan di area parkir kampus.
Aprizal, Pengelola Layanan Operasional Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Imam Bonjol, masih merasakan degup jantungnya berdebar kencang saat menceritakan kronologi kejadian yang nyaris merenggut nyawanya. Pukul 13.45 WIB, ia baru saja menyelesaikan shalat ketika teriakan panik memecah keheningan.
“Tadi setelah saya shalat, saya mendengar teriakan untuk keluar. Suaranya sangat panik, saya langsung lari tanpa berpikir panjang,” kenang Aprizal dengan suara masih bergetar.
Begitu keluar dari ruangan, pemandangan yang ia saksikan bagaikan mimpi buruk di siang bolong. Dinding turap yang selama ini menjadi penahan tanah di antara Gedung A dan Gedung B kampus telah runtuh. Material tanah, bebatuan, dan reruntuhan beton berhamburan menutupi area parkir. Puluhan kendaraan—baik mobil maupun motor—tertimbun di bawah tumpukan material longsor.
“Ada beberapa kendaraan yang tertimbun, termasuk mobil saya sendiri. Tapi syukurlah tidak ada korban jiwa,” ujar Aprizal dengan nada lega bercampur sedih melihat kendaraannya yang masih terkubur.
Setidaknya empat unit kendaraan roda empat dan belasan sepeda motor menjadi korban ambruknya turap tersebut. Ironisnya, saat kejadian tidak ada hujan sama sekali. Namun, sejak pagi hari kampus yang berlokasi di kawasan perbukitan itu memang diguyur hujan deras yang diduga menjadi biang keladi bencana ini.
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Padang dalam beberapa hari terakhir telah membuat tanah di sekitar kampus jenuh air. Kondisi ini membuat daya dukung tanah melemah hingga akhirnya turap tidak mampu menahan beban dan ambruk.
Hingga sore hari, satu unit ekskavator masih berjibaku mengangkat material longsor dan reruntuhan beton yang menimbun kendaraan. Petugas kepolisian turut hadir mengamankan lokasi dan mengatur lalu lintas di sekitar area bencana. Proses evakuasi berjalan perlahan mengingat besarnya volume material yang harus diangkat.
“Tiga dari empat mobil sudah berhasil dikeluarkan. Mobil saya masih di bawah sana,” kata Aprizal sambil menunjuk tumpukan material yang masih menggunung.
Merespons kejadian ini, pihak rektorat UIN Imam Bonjol langsung mengambil keputusan menghentikan seluruh proses belajar mengajar. Keputusan ini diambil demi keselamatan ribuan mahasiswa dan civitas akademika yang beraktivitas di kampus.
Aprizal menambahkan bahwa sebenarnya beberapa titik di kawasan kampus sudah menunjukkan tanda-tanda longsor dalam beberapa hari terakhir akibat hujan terus-menerus. Namun, tidak ada yang menduga bahwa turap di antara dua gedung utama kampus akan ambruk dengan skala sebesar ini.
“Kondisi terparah memang terjadi di turap yang membatasi Gedung A dan Gedung B. Ini yang paling besar longsoran,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih berlangsung. Pihak kampus berkoordinasi dengan BPBD Kota Padang untuk melakukan penanganan lebih lanjut dan evaluasi kondisi struktur bangunan lainnya di lingkungan kampus.






