Di Pasaman Barat, ‘Aisyiyah Menyatukan Keluarga, Organisasi, dan Pemerintah untuk Mewujudkan Generasi Emas

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PASAMAN BARAT — Matahari belum sepenuhnya tinggi ketika Masjid Agung Nurul Ilmi, jantung spiritual Kabupaten Pasaman Barat, mulai dipadati ribuan perempuan berjilbab rapi dan para tamu undangan dari berbagai penjuru Sumatera Barat. Sekitar 4.500 peserta—anggota ‘Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, dan pejabat daerah—datang membawa semangat: menghidupkan kembali harapan tentang masa depan bangsa yang lebih cerah.

Pengajian Tiga Bulanan yang digagas oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumatera Barat bukanlah sekadar rutinitas. Di tengah dunia yang kian gaduh dan cepat berubah, pertemuan ini tampil sebagai upaya untuk meneguhkan peran keluarga sebagai fondasi kokoh dalam membentuk generasi unggul.

Di antara para tamu kehormatan hadir Bupati Pasaman Barat, H. Yulianto, bersama Ketua TP PKK, Ny. Sifrowati Yulianto, pejabat daerah, serta pimpinan wilayah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Dukungan juga mengalir dari organisasi otonom Muhammadiyah seperti Pemuda Muhammadiyah, IMM, dan Tapak Suci.

Pembukaan yang khidmat diawali dengan lantunan ayat suci oleh Bunda Rismalaili. Ketua PDA Pasaman Barat, Hj. Aida Eliza, dalam sambutannya menyoroti pentingnya menjadikan keluarga sebagai madrasah pertama. “Inilah ladang awal membentuk karakter anak-anak kita,” ujarnya dengan nada hangat, seraya menyampaikan rasa syukur atas kehadiran peserta dari seluruh penjuru provinsi.

Ronaldi, Ketua PDM Pasaman Barat, tak lupa menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Bupati yang ke-62, seraya menegaskan bahwa sinergi antara Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah telah lama menjadi denyut pembangunan umat di wilayah yang mereka sebut sebagai “Mekar Tuah Basamo.”

Di atas podium, Bupati Yulianto mengingatkan bahwa Muhammadiyah bukan sekadar organisasi dakwah, melainkan bagian dari fondasi sejarah republik ini. Ia mengajak ‘Aisyiyah untuk terus hadir membina moral masyarakat, terutama generasi muda yang hidup di tengah arus globalisasi dan tantangan ekonomi digital. “Pengajian ini bukan hanya forum spiritual, tapi juga medium strategis untuk membentuk daya tahan moral bangsa,” katanya dengan nada mantap.

Prof. Dr. Yarmis Syukur, M.Pd.Kons, Wakil Ketua PWA Sumatera Barat, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan program regular Majelis Tabligh dan Tarjih, dengan lokasi yang bergilir setiap triwulan. Ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam ruang publik dan digital, serta mengajak warga ‘Aisyiyah untuk menjadi teladan dalam membentuk peradaban.

Namun inti dari hari itu terletak pada tausiah yang disampaikan oleh Dr. Hj. Khalidah, M.Ag. Dengan gaya tutur yang mengalir tenang, ia menyulam hikmah dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi untuk menegaskan kembali posisi strategis keluarga. “Keluarga adalah tempat pertama dan paling kuat dalam membangun generasi yang bertauhid, berakhlak, dan siap menghadapi dunia,” ujarnya. Ia mengingatkan, di tengah bonus demografi yang tengah dialami bangsa, pendidikan karakter tidak bisa lagi ditunda.

Dr. Khalidah juga menyebut bahwa sinergi antara keluarga, organisasi, dan pemerintah bukan sekadar slogan. Ia adalah keniscayaan. “Ketika keteladanan, komunikasi terbuka, dan akhlak mulia dipraktikkan sejak dalam rumah, maka akan lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh dan berintegritas,” pungkasnya.

Pengajian ini bukan hanya perayaan keimanan, tapi juga momentum strategis. Di tengah arus besar perubahan zaman, suara ‘Aisyiyah kembali menggaung: lembut, namun tak bisa diabaikan—sebuah panggilan bagi bangsa untuk menata masa depan dengan bertumpu pada nilai-nilai abadi.

Related posts