Diam-diam RI Borong Jet Tempur Rafale dan Kapal Selam Scorpene, Yuk Intips!

  • Whatsapp
Jet tempur rafale (Foto: Dok. Istimewa)

MINANGKABAUNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru-baru ini menandatangani kontrak akuisisi 42 pesawat tempur Dassault Rafale produksi Dassault Aviation asal Prancis. Berapa harganya, ya?

Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (12/02/2022), Dassault Aviation SA mendapatkan kontrak senilai US$ 8,1 miliar atau Rp 115,8 triliun (kurs Rp 14.300) dari Indonesia untuk penjualan 42 pesawat tempur Rafale. Kontrak ini sudah dikonfirmasi oleh kementerian pertahanan Prancis.

Read More

Jika dihitung, maka 1 unit pesawat tempur Rafale yang dibeli Prabowo harganya sekitar Rp 2,7 triliun. Namun, selain pesawat tempur, pesanan TNI Angkatan Udara (AU) ini juga mencakup pelatihan awak pesawat, dukungan logistik untuk beberapa pangkalan udara, dan pusat pelatihan yang dilengkapi dengan dua simulator misi penuh.

Selain itu, Prancis dan Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman untuk pertahanan yang lebih luas yaitu dapat mencakup pengembangan kapal selam dan pengadaan satelit.

Menurut Ketua dan CEO Dassault Aviation, Eric Trappier mengatakan kontrak ini menjadi awal kemitraan jangka panjang antara Prancis dan Indonesia.

“Kerja sama ini juga menunjukkan ikatan yang kuat antara Indonesia dan Prancis dan memperkuat posisi negara kepulauan terbesar di dunia (RI) sebagai kekuatan utama di panggung internasional,” ujarnya.

Eric Trappier meyakini pesawat tempur Rafale akan memenuhi kebutuhan operasional TNI AU Indonesia, juga berkontribusi aktif dalam pertahanan dan kedaulatan Indonesia.

“Merupakan kehormatan besar bagi Dassault Aviation untuk melihat Rafale bergabung dengan angkatan udara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara yang sangat bergengsi, dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak berwenang Indonesia atas kepercayaan yang telah mereka berikan kepada kami,” tuturnya.

Penandatanganan kontrak pesawat Rafale oleh Prabowo ini juga disaksikan langsung oleh Wakil Marsekal Udara Yusuf Jauhari dan Kepala Badan Fasilitas Pertahanan Kementerian Pertahanan.

Related posts