MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi masuk nominasi Sanitas Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2022. Penilaian dilakukan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dilaksanakan secara daring, di Bukittinggi Command Center (BCC), Jum’at (14/10/2022).
Sekda Bukittinggi Martias Wanto menyampaikan, pada 2021 lalu, Kota Bukittinggi meraih prestasi pada ajang penilaian STBM dengan kota percepatan ODF (Open Defecation Free), tidak Buang Air Besar Sembarangan yang mengacu kepada lima Pilar STBM;
Pertama, tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, pengolahan makanan dan minuman rumah tangga yang aman, pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.
“Pada tahun 2022, Bukittinggi termasuk kota yang memberikan apresiasi terhadap kabupaten/kota lain, menjadi pemicu untuk percepatan ODF dan lima pilar STBM yang berkelanjutan,” ucap Martias Wanto.
Ia sebut, Kota Bukittinggi juga mempunyai inovasi dalam melaksanakan upaya percepatan lima pilar STBM menuju sanitasi aman. Kota Bukittinggi melaksanakan pilar kedua, ketiga, keempat dan kelima.
“Hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi dari masyarakat yang termotivasi dalam upaya peningkatan sanitasi berkelanjutan,” sebut Martias Wanto.

Pihaknya berharap, Bukittinggi dapat kembali meraih peringkat terbaik nasional untuk STBM Award 2022 ini.
“Kami terus dorong, bagaimana lima pilar STBM dapat diimplementasikan di tengah masyarakat dengan bimbingan dari Provinsi Sumatra Barat,” harap Sekdako Martias Wanto.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Linda Faroza menerangkan, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan sebuah pendekatan dan paradigma baru dalam pembangunan sanitasi di Indonesia dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku.
Ia menjelaskan, tujuan dari STBM untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang hygienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
“Ada tiga indikator penilaian, enabling environment (penciptaan lingkungan kondusif), demand creation (peningkatan kebutuhan sanitasi) dan supply (peningkatan penyediaan akses sanitasi),” terangnya. (*)






