MINANGKABAUNEWS.com, PASAMAN BARAT – Menghadirkan layanan yang semakin dekat dengan masyarakat melalui kegiatan BPJS Keliling. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Bukittinggi menyelenggarakan layanan jemput bola di Nagari Limau Purut, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, yang mendapat sambutan hangat dari warga setempat, Selasa (26/8/2025).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi, Haris Prayudi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata komitmen BPJS Kesehatan dalam memperluas jangkauan layanan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan bagi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN).
“BPJS Keliling hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, terutama mereka yang tinggal jauh dari pusat kota atau kantor cabang. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada peserta JKN yang kesulitan dalam mengurus administrasi, memperbarui data, atau sekadar mendapatkan informasi terkait program JKN,” kata Haris dalam keterangannya..
Ia menambahkan bahwa pelayanan yang diberikan dalam kegiatan ini cukup beragam, mulai dari pendaftaran peserta baru, alih segmen kepesertaan, cek tunggakan iuran, perubahan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), hingga pembaruan data pribadi seperti nomor handphone dan identitas diri. Petugas yang hadir juga memberikan edukasi mengenai hak dan kewajiban peserta JKN serta pentingnya menjaga keaktifan kepesertaan JKN.
“Setiap kali BPJS Keliling hadir di nagari atau desa, respons masyarakat selalu positif. Mereka merasa lebih dekat dengan layanan dan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi ke kantor kami. Kita juga menjadikan kegiatan ini sebagai kesempatan untuk mendengar langsung masukan maupun keluhan masyarakat,” imbuh Haris.
Antusiasme warga Nagari Limau Purut terlihat jelas saat BPJS Keliling tengah beroperasi. Sejumlah peserta datang membawa berbagai kebutuhan administrasi mereka. Salah satunya adalah Sutarjo (46), salah seorang warga yang datang untuk memperbaiki data tahun lahirnya karena tidak sesuai dengan KTP.
“Awalnya saya sempat bingung, karena data tahun lahir saya berbeda dengan yang ada di kartu JKN. Takutnya nanti bermasalah saat berobat. Syukurlah ada layanan BPJS Keliling di nagari ini, jadi saya bisa langsung memperbaiki data tanpa perlu ke kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat. Prosesnya juga cepat, petugasnya ramah menjelaskan,” sebutnya.
Menurut Sutarjo, kegiatan seperti ini sangat membantu masyarakat, terutama yang tinggal di pedesaan. Ia berharap layanan jemput bola semacam ini bisa dilaksanakan secara rutin agar warga tidak kesulitan ketika membutuhkan pelayanan.
Peserta lain, Slamet (60), juga merasakan manfaat dari kehadiran BPJS Keliling. Ia datang untuk mengurus perubahan status kepesertaannya, dari sebelumnya peserta penerima bantuan iuran (PBI) menjadi peserta mandiri Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).
“Karena kondisi saya sekarang sudah tidak lagi tercatat sebagai penerima bantuan, saya memutuskan untuk beralih ke peserta mandiri. Saya kira prosesnya rumit, tapi ternyata lewat BPJS Keliling ini cukup mudah dan jelas. Petugas membantu menjelaskan prosedur serta besaran iuran yang harus saya bayarkan setiap bulan,” tutur Slamet.
Ia juga mengapresiasi edukasi yang diberikan petugas mengenai pentingnya menjaga iuran tetap aktif demi keberlangsungan jaminan kesehatan.
“Saya jadi paham bahwa dengan membayar iuran tepat waktu, bukan hanya diri saya yang terbantu, tetapi juga untuk keberlangsungan layanan kesehatan masyarakat secara luas,” ujar Slamet.
Selain melayani kebutuhan administrasi, petugas BPJS Kesehatan juga menyempatkan diri memberikan sosialisasi singkat mengenai fitur-fitur terbaru aplikasi Mobile JKN yang bisa dimanfaatkan peserta untuk mengakses layanan secara digital.
Dengan aplikasi tersebut, peserta dapat lebih mudah mengecek status kepesertaan, pembayaran iuran, hingga informasi fasilitas kesehatan. “Saya juga diberi pemahaman tentang manfaat Mobile JKN. Kebetulan saya datang bersama istri, jadi dia yang mendengarkan dengan seksama tentang fitur-fitur didalamnya.
“Bagi saya yang teringat saat itu adalah tentang ambil antrian bisa dari rumah. Jika begitu tentu saya hanya perlu mengestimasikan saja kapan harus berangkat dari rumah ke faskes tempat terdaftar,” tutur Slamet menutup. (*)






