MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Duka korban adalah duka kita semua. Filosofi inilah yang mendorong Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Sumatera Barat untuk turun langsung mendampingi masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang. Dipimpin langsung oleh Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Dr. Syuraini melakukan kunjungan spesial ke rumah Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) Pauh dan PCA Koto Tangah Timur, Jumat (5/12/2025).
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah misi solidaritas nyata. Dr. Syuraini menegaskan bahwa membantu korban bencana, terlebih yang merupakan warga Aisyiyah, adalah tugas utama organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat.
“Sudah menjadi tugas kami selaku yang berada di di tengah masyarakat untuk membantu korban terdampak banjir bandang, apalagi yang menjadi korban adalah warga Aisyiyah. Duka korban bencana adalah duka Aisyiyah,” ujar Dr. Syuraini dengan penuh empati.
Yang menarik, bantuan sembako yang dibagikan dalam aksi peduli ini memiliki makna khusus. Bantuan tersebut berasal dari donatur. Ini menunjukkan bahwa solidaritas internal dan semangat gotong royong menjadi tulang punggung utama aksi kemanusiaan mereka.
Namun, kepedulian Aisyiyah tidak berhenti di situ. Dalam narasi yang lebih luas, Dr. Syuraini menjelaskan bahwa Aisyiyah selalu berusaha bersama umat untuk membantu umat. Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti penyediaan dapur umum yang dikelola melalui kolaborasi strategis dengan Lazismu dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center).
Aksi tanggap darurat ini merefleksikan prinsip “fast response” dan “community-based recovery”. Dengan pendekatan “bottom-up” (dari anggota untuk anggota) dan “network collaboration” (kerjasama jaringan), PW Aisyiyah Sumbar menunjukkan bahwa penanganan bencana membutuhkan ketangguhan komunitas (community resilience) dan sinergi organisasi (organizational synergy).
Kunjungan ini sekaligus menjadi sentuhan moral (moral support) yang kuat, mengirimkan pesan bahwa korban tidak sendirian. Spirit kebersamaan (togetherness) dan tanggung jawab sosial (social responsibility) menjadi kata kunci dari seluruh rangkaian kegiatan ini, membuktikan bahwa di tengah musibah, ikatan kemanusiaan (human bond) dan kepedulian (care) adalah kekuatan terbesar untuk bangkit.






