MINANGKABAUNEWS, SOLOK – Bupati Solok Epiyardi Asda mengaku Malu dengan viralnya keributan yang terjadi dalam internal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok.
Keributan yang terjadi, kata Epiyardi Asda, seharusnya menjadi konsumsi internal Dinas bersangkutan, tapi malah beredar di kalangan masyarakat melalui media sosial. Sementara kita bersama sudah bersusah payah membangun imej Kabupaten Solok menjadi terbaik.
Jika sesama internal apalagi masih satu kantor atau instansi terjadi keributan, etos kerja akan terganggu. Kenyamanan dalam bekerja tidak ada lagi, tugas pokok dan fungsi sebagai aparatur negara hanya menjadi slogan. Akibatnya tanggung jawab sebagai abdi negara tidak berjalan dengan baik.
Di satu sisi, viralnya keributan via media sosial menunjukan ketidakmampuan atasan dalam memenej dan mengkoordinir stafnya. Ada komunikasi yang tidak berjalan sehingga yang terjadi masing-masing hanya menunjukan egonya semata.
“Atasan harus pintar dalam memenej bawahannya dan jangan arogan, kecuali ada tugas yang tidak diselesaikan dengan benar oleh bawahan. Begitu juga bawahan, harus memahami tugas dan tanggungjawabnya, saling menghargai, itu yang penting” kata Epiyardi Asda.
“Semua harus kompak, jika ada permasalahan, jangan bertindak asal-asalan, bisa melapor ke asisten, ataupun sekretaris daerah, dan juga bisa langsung ke Bupati, Kita akan carikan solusi terbaik” tekan Bupati.***
