Gegara Ini Bos WHO Waswas, Dunia dalam Bahaya!

  • Whatsapp
Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

MINANGKABAUNEWS.COM, INTERNATIONAL — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi pernyataan terbaru terkait dengan pandemi Covid-19. Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan corona menang dan dunia berada dalam titik bahaya.

Pernyataan ini merujuk pada varian corona Delta dan kondisi vaksinasi Covid-19 di global yang tidak merata. Vaksin disebut kalah unggul dibanding varian yang pertama kali terdeteksi di India itu di mana Delta menyebar secara massif, sementara vaksinasi tidak merata.

Read More

“Varian [corona] saat ini memenangkan perlombaan melawan vaksin karena produksi dan distribusi vaksin yang tidak merata,” tegas pria asal Ethiopia itu, dikutip dari rilis WHO, Sabtu (10/7/2021).

Varian Delta atau B1617.2 pertama kali ditemukan di India dan menjadi penyebab meledaknya kasus di negara Bollywood tersebut. Adapun tingkat penularan varian delta tersebut lebih tinggi dibandingkan varian asli virus Corona asal Wuhan. China.

Menurut WHO, saat ini sejumlah negara merencanakan merilis suntikan penguat (booster) dalam beberapa bulan ke depan.

Tapi di sisi lain, sejumlah negara dengan limpahan vaksin juga melonggarkan kebijakan dan mulai bersantai seolah-olah pandemi akan berakhir.

Padahal di belahan bumi lainnya, banyak negara mengalami lonjakan kasus dan rawat inap. Ini pun berdampak pada minimnya oksigen dan perawatan serta mendorong banyaknya kematian, baik di Afrika, Asia, maupun Amerika Latin.

“Nasionalisme vaksin, ketika segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan. Itu merupakan strategi kesehatan masyarakat yang tidak efektif melawan virus penyerang pernapasan ini yang bermutasi secara cepat dan semakin efektif berpindah dari manusia ke manusia,” jelasya.

Sebab itu, dia menyerukan kepada para negara G20 dan para pemimpin lainnya untuk mendukung target distribusi vaksin global secara kolektif.

Alasannya, ini adalah cara tercepat untuk mengakhiri tahap akut pandemi, menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian, serta mendorong pemulihan ekonomi global yang sesungguhnya.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Tedros menyinggung soal ketidakadilan vaksin. Pekan lalu, ia bahkan menyebut dunia tengah menuju kegagalan.

“Dunia tengah gagal,” tegasnya. “Kami menghadapi pandemi dua jalur, didorong ketidakadilan.”

Menurutnya negara maju dan kaya memonopoli vaksin. Agresivitas negara kaya memotong jalur produksi membuat banyak negara menunggu dosis vaksin corona bahkan untuk dosis pertama.

Fasilitas distribusi vaksin yang diinisiasi WHO untuk negara berkembang dan miskin misalnya, COVAX, mengalami sulitnya pengiriman pasokan dalam sebulan ini. Sejauh ini sudah 89 juta dosisi dikirimkan ke 133 negara dan wilayah yang berpartisipasi.

COVAX atau COVID-19 Vaccines Global Access ialah inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara untuk vaksin-vaksin Covid-19 yang dipimpin oleh Global Alliance for Vaccines and Immunization, WHO, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, dan lainnya.

Menurut hitungan AFP, negara-negara berpenghasilan tinggi seperti yang didefinisikan oleh Bank Dunia telah memberikan rata-rata 79 dosis per 100 penduduk. Tetapi di negara-negara berpenghasilan rendah, angkanya hanya satu tembakan per 100 orang.

Saat ini, setidaknya 4 juta orang telah meninggal akibat Covid-19. Sebanyak 180 juta penduduk dunia sudah terinfeksi corona

Related posts