MINANGKABAUNEWS.COM, MENTAWAI – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kepulauan Mentawai gelar pendidikan Latihan Assessment. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Hotel Turonia selama lima hari, dari Jumat 18 – 22 Oktober 2024.
Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kepulauan Mentawai Lahmuddin Siregar yang juga menjabat sebagai Kalaksa BPBD Mentawai membuka langsung kegiatan yang diikuti oleh oleh pengurus dan narasumber dari Markas Provinsi Sumatera Barat. Serta dihadiri peserta yang terdiri dari relawan PMI dan Personil BPBD Mentawai.
Kegiatan pelatihan Assessment PMI itu sendiri diikuti sebanyak 24 peserta. Dan akan mengikuti rangkaian materi terkait Assessment.
Selain membuka kegiatan Dewan Kehormatan PMI selaku Kalaksa BPBD Mentawai Lahmuddin Siregar juga memberikan materi terkait Isu Megatrust kepada peserta.
Ketua PMI Mentawai yang diwakili oleh Walter Saogo mengatakan, PMI merupakan organisasi bergerak dibidang kemanusiaan dan juga bersifat mandiri, keberadaan PMI dalam misi Kemanusiaan maupun misi kebencanaan di lapangan harus dirasakan oleh masyarakat, tuturnya.
Pelatihan ini memang salah satu prioritas utama, menurutnya, ketersediaan relawan kini sangat berkurang, maka dari itu, untuk peningkatan kualitas SDM PMI, kami agendakan program pelatihan Assessment.
Karena Assessment dan keterampilan relawan dibidang ini akan menjadi motor penggerak dalam melaksanakan tugas kemanusiaan saat terjadinya bencana, ujar Walter.
PMI Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini telah memiliki sumber daya manusia yang sudah dilatih melalui pelatihan KSR Dasar dan Orientasi Kepalangmerahan, SDM tersebut disiapkan untuk memberikan layanan bagi masyarakat.
PMI juga telah menguatkan personilnya melalui Pelatihan Manajemen Posko dan Pelatihan untuk Pelatih.
Pada kesempatan ini, dari analisis kebutuhan yang dilakukan untuk penguatan kapasitas SDM PMI, dibutuhkan saat ini adalah Pelatihan Assessment terutama Assessment untuk Tanggap Darurat Bencana.
Dengan harapan nantinya personil PMI Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki kemampuan dalam pengumpulan, pengolahan dan analisa data yang nantinya bermuara menjadi sebuah rencana operasi ataupun rencana layanan sesuai kebutuhan di lapangan.
“Kami berharap pelatihan ini dapat diikuti dengan baik sampai selesai, sehingga jika ada kejadian bencana baik di Mentawai sendiri maupun ditempat lain, personil PMI dari mentawai sudah siap dengan kapasitasnya”, ujar Walter mewakili Ketua PMI.
Terima kasih kami ucapkan kepada Pemkab Kepulauan Mentawai yang telah mendukung kegiatan ini melalui pendanaan hibah. Dan kepada PMI Provinsi Sumbar yang telah memfasilitasi proses pelatihan dari perencanaan sampai pelaksanaan. (Tirman)