Haikal, Bocah Yatim Piatu Dengan Kelainan Jantung Butuh Uluran Tangan

  • Whatsapp

Padang Aro – Haikal Pebrianto adalah seorang anak yatim piatu yang mengalami kelainan jantung dan masih terdaftar sebagai siswa sekolah dasar kelas V di SDN 16 Sungai Kapur Nagari Pakan Rabaa Kecamatan KPGD Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).

Menurut penuturan dari Kakak sepupunya, Dona Lidyawati (40) bahwa kedua orang tuanya telah meninggal ketika si bungsu empat bersaudara ini masih berusia 3 tahun.

“Awalnya Ayah dari Haikal yang meninggal kemudian saat usianya 3 tahun disusul dengan kepergian Ibunya,” kata Dona.

Semenjak kepergian kedua orang tuanya, sekarang Haikal yang sudah menginjak usia 13 tahun tinggal dirumah sederhana bersama Etek (adik ibu) dan kakak sepupunya di Sungai Kapur.

“Kalau kondisi kesehatannya normal, seharusnya Haikal sudah kelas delapan. Tapi, gangguan jantung yang dideritanya jadi hambatan untuk bisa hidup seperti orang sehat,” ujar Dona.

Kelainan jantung yang dialami Haikal diketahui saat dia berusia sekitar 5 tahun. Segala bentuk pengobatan sudah diupayakan pihak keluarga, mulai dari obat herbal hingga juga pernah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit selama tiga bulan.

“Ketika itu dirujuk ke Rumah Sakit Jantung di Jakarta untuk pasang ‘cincin’ namun sampai saat ini belum bisa terlaksana karena kendala pembiayaan. Walau Haikal sudah punya kartu BPJS, tapi selama pengobatan di Jakarta tentu butuh biaya,” paparnya.

Dia mengatakan sekarang kondisi Haikal kian memburuk, badannya lemah, kurus, sesak nafas dan seluruh kukunya berwarna ungu.

“Untuk duduk normal saja Haikal susah. Dia duduk seperti orang jongkok dan tangan diletakkan keduanya dilantai,” sebutnya.

Sementara, Etek yang merawat Haikal tidak bekerja dan dua orang kakaknya berada di luar Sumbar dan seorang kakaknya lagi juga masih menempuh pendidikan SLTP.

“Baru satu orang kakaknya yang sudah menikah,” kata Dona saat ditemui dikediamannya Jorong Sungai Kapur, namun Haikal sedang pergi dengan Etek-nya ke tempat saudaranya di Pesisir Selatan.

Senada seorang Guru SDN 16 Sungai Kapur, Lora menyatakan bahwa semangat Haikal bersekolah cukup tinggi tapi kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.

“Memang udah lebih dua pekan ini Haikal tidak ke sekolah. Kita juga kasihan melihatnya kalau ada di sekolah. Nafasnya sesak dan bibirnya pucat,” sebut dia.

Related posts