MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Hampir 2000 jemaah Majelis Taklim Indonesia (MTI) dari seluruh kecamatan dan kelurahan di Kota Padang memadati Masjid Agung Nurul Iman, Sabtu pagi (3/8/2025).
Mereka menghadiri pertemuan bulanan MTI Kota Padang yang difokuskan pada penguatan dakwah keluarga, pelibatan generasi muda, serta pengawalan program prioritas Pemko Padang seperti Smart Surau dan Padang Juara.
Pertemuan akbar tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Padang, H. Muharlion, yang hadir sebagai pentausiah utama.
Dalam ceramahnya, Ustad Muharlion menekankan urgensi ketahanan keluarga sebagai pilar utama masyarakat yang tangguh secara spiritual dan sosial.
“Keluarga yang tangguh melahirkan anak-anak yang kuat akidahnya. Ibu-ibu MTI adalah garda terdepan dalam menjaga fondasi ini di tengah tantangan zaman digital,” ujar Muharlion di hadapan ribuan jamaah.
Pertemuan ini menjadi momentum evaluasi atas program dakwah bulanan di 11 kecamatan dan 104 kelurahan. Fokus utama mencakup efektivitas pengajian empat pokok PAI — Qur’an Hadis, fikih, tauhid, dan tarikh Islam — serta inovasi metode dakwah berbasis dialog, praktik ibadah, dan tadarus.
“Pertemuan ini bukan sekadar seremonial. Ini adalah refleksi dan perencanaan strategis agar MTI tetap relevan dan solutif,” ujar Ketua MTI Kota Padang Dr Hj. Rosniati Hakim, M. Ag
Menindaklanjuti instruksi Wali Kota Fadly Amran, MTI Kota Padang terus membuka ruang partisipasi generasi muda melalui program Majelis Taklim Milenial. Para remaja didorong aktif sebagai MC, penceramah muda, instruktur dakwah digital, hingga pengelola konten media sosial dakwah.
MTI juga menjadi mitra strategis Pemko Padang dalam mengawal program Smart Surau, yakni digitalisasi masjid dan surau menjadi pusat pembelajaran berbasis teknologi, WiFi gratis, dan konten edukasi islami. Program piloting telah berjalan di 11 masjid kecamatan, dengan ekspansi menyasar masjid dan mushalla kelurahan.
Sementara itu, dalam program Padang Juara, MTI memantau pendataan keluarga penerima manfaat seragam sekolah gratis dari kategori DTKS/MBR, dengan deadline pelaporan hingga 30 Juli.
Rosniati Hakim juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas wilayah, melalui kegiatan seperti pengajian gabungan, lomba tahfiz, hingga bakti sosial. Selain itu, MTI diminta terus menjadi ruang dakwah yang humanis, menjawab tantangan kesehatan mental, bahaya narkoba, dan penyebaran paham radikal.
“Keberadaan MTI adalah benteng spiritual dan sosial umat. Mari terus ciptakan dakwah yang membumi dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tutup Rosniati Hakim.






