Hangatnya Silaturahim Idul Adha 1446 H: Prof. Sobhan Lubis hingga Buya Ki Jal Atri Tanjung Hadiri Buka Bersama di Sekretariat Masjid Taqwa

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Momentum Idul Adha 1446 H tak hanya menjadi waktu berkurban, tetapi juga ajang mempererat ukhuwah Islamiyah. Usai pelaksanaan Salat Idul Adha yang khusyuk di Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumatera Barat, para tokoh penting persyarikatan dan akademisi berkumpul dalam suasana hangat di acara silaturahim dan buka bersama yang digelar di Sekretariat Masjid Taqwa, Jumat (6/6).

Acara ini dihadiri langsung oleh Khatib Idul Adha, Prof. Dr. Sobhan Lubis, yang dalam khutbahnya menekankan nilai ridho dan kepatuhan total sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Turut hadir Ketua Pengurus Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumbar, Buya Ki Jal Atri Tanjung, yang dikenal luas sebagai tokoh intelektual dan budayawan Muhammadiyah, serta Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, Dr. Bakhtiar, M.Ag, beserta jajaran pengurus masjid lainnya.

Suasana kekeluargaan begitu terasa. Tak hanya dalam pembicaraan seputar spirit kurban dan dinamika dakwah Muhammadiyah ke depan, tetapi juga dalam tawa santai dan sajian makanan khas Sumatera yang memperkuat nuansa lokal dalam bingkai ukhuwah nasional.

Prof. Sobhan dalam kesempatan silaturahim itu kembali menegaskan bahwa ridho terhadap ketentuan Allah adalah inti dari setiap ibadah, termasuk kurban. “Di balik penyembelihan hewan, ada penyembelihan ego. Di balik takbir, ada penyerahan diri total,” ujarnya dengan gaya khas akademisnya.

Buya Ki Jal Atri Tanjung, dalam sambutannya, menambahkan pentingnya momentum Idul Adha sebagai refleksi untuk memperkuat sinergi antar pengurus, jamaah, dan umat Islam secara umum. “Kita butuh menyatu bukan hanya di hari besar, tapi dalam perjuangan panjang memajukan masjid sebagai pusat peradaban,” katanya.

Buya Ki Jal Atri Tanjung menambakan Hewan kurban tahun ini di Masjid Taqwa menembus 14 ekor sapi.

Setelah sesi diskusi ringan, para tokoh, pengurus, dan jamaah larut dalam kebersamaan santap buka bersama yang diisi dengan menu khas kurban—lontong gulai dan aneka takjil tradisional. Acara ditutup dan foto keluarga besar Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumbar sebagai penanda ukhuwah yang tak hanya simbolik, tapi fungsional dan berkelanjutan.

Silaturahim dan buka bersama ini menjadi penegas bahwa semangat kurban tak berhenti di sembelihan, tapi terus hidup dalam penguatan nilai-nilai kebersamaan, keberpihakan pada umat, dan pengokohan masjid sebagai poros kemajuan sosial keumatan.

Related posts