Hari Pertama Paska Gempa, Ketua DPRD Pasbar Tinjau Langsung Kondisi Korban di Simpang Timbo Abu

  • Whatsapp

PASAMAN BARAT – Pasca Gempa 6,2 SR Jumat (25/2) pagi, Ribuan Masyarakat Mudiak Simpang dan Tombo Ambu Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat sangat membutuhkan bantuan berupa Makanan cepat saji, Minuman, tenda, Selimut , obat-obatan dan susu Formula untuk bayi dan kebutuhan lainnya.

Pantauan di lokasi Bencana, terlihat sejumlah warga mendirikan tenda-tenda darurat, dikarenakan rumahnya mengalami rusak berat, sehingga tidak aman untuk ditempati. Selain itu, kerua DPRD Pasaman Barat H. Erianto juga terlihan datang langsung melihan kondisi dan menayakan apa kebutuhan para korban, Jumat sore (25/2).

Ketua DPRD Pasaman Barat H. Erianto menyampaikan, dia datang langsung kelokasi untuk melihat kondisi korban. Selain melihat konsisi, dia juga mampir ketenda-tenda pengungsian yang didirikan warga untuk menanyakan apa kebituhan yang diperlukan.

“Kita datang untuk menayakan apa kebutuhan yang diperlukan korban saat ini. Dan yang sangat kami sayangkan hingga sore ini belum ada bantuan yang datang, korbam diaini jiga belum makan,” katanya.

Dari pantauan lansung di Timbo Ambu yang paling terdampak atas bencana ini, diperkirakan ada sekitar Seribu Jiwa (1000) mengungsi dan mendirikan tenda.

Salah seorang Tokoh pemuda setempat Joel Pasbar, menyampaikan hingga Jumat sore, warga yang mengungsi di tempat tersebut diakuinya diperkirakan ada Seribu Jiwa.

“Kami saat ini hidup di tenda seadanya, dan saat ini kami sangat butuh bantu berupa Tenda pengungsian, karena tenda ini tidak cukup dikarenakan jumlah warga yang begitu banyak”, ujarnya.

Dikatakannya, selain itu, juga sangat dibutuhkan makanan, minuman, obat-obatan, selimut, susu formula dan selimut serta kebutuhan lainnya.

“Saat ini kami saat ini sangat butuh bantuan tersebut, mohon kepada pemerintah segeralah salurkan bantuannya, karena hingga sore kami masih minim kebutuhan,” ujarnya.

Ia menuturkan, saat ini korban tak memiliki apapun, karena saat Gempa semua berlarian sehingga tak bisa menyelamatkan barang-barang, dan untuk kembali ke rumah warga merasa takut akibat gempa susulan terus terjadi. (El)

Related posts