Hingga Hari ke Tujuh Paska Gempa, Ratusan Pengungsi di Nagari Lingkuang Aua Pasbar Minim Bantuan

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.COM, PASAMAN BARAT – Satu minggu pasca gempa yang melanda Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Jumat (25/2/2022) yang lalu, banyak duka yang dirasakan oleh para pengungsi dari Kajai, Timbo Abu, Mudiak Simpang dan Pinagar Bateh Pulai yang saat ini mengungsi di Perumahan Garden Pasaman Baru Yaptip, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat.

Ada Sebanyak 250 orang para pengungsi yang belum juga mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah. Ratusan korban gempa tersebut saat ini tinggal di 10 titik pengungsian yang ada di seputaran komplek perumahan.

Read More

Para korban sangat menyayangkan dan merasa sedih karena hingga saat ini belum juga merasakan perhatian dan kehadiran pemerintah daerah terhadap mereka. Padahal, posko utama tanggap darurat hanya berjarak lebih kurang satu kilometer dari lokasi tempat mereka mengungsi.

Para pengungsi mengaku kesulitan mendapatkan bantuan karena terkendala administrasi yang mereka anggap berbelit-belit dan mempersulit mereka. Padahal sudah jelas-jelas mereka adalah para korban gempa yang pusatnya di Kecamatan Talamau tempat mereka tinggal selama ini.

Salah seorang korban bencana gempa yang berada di tenda pengungsian bernama Uyun mengatakan, sampai dengan saat ini mereka berjumlah 75 orang yang ada di pengungsian, belum juga mendapatkan sedikitpun bantuan dari pemerintah daerah. Padahal, mereka telah melaporkan keberadaan mereka ke pemerintah setempat dan telah mengisi formulir yang diberikan, namun sudah tiga kali diajukan masih dianggap salah, dan seolah mempersulit mereka disaat situasi sulit yang mereka rasakan pasca gempa terjadi.

“Janganlah kami dipersulit lagi, sudah bersyukur kami bisa selamat dari bencana yang menimpa kami. Tolonglah pikirkan nasib kami, masyarakat yang susah ini yang juga bagian dari masyarak Pasaman Barat,” ujarnya dengan meneteskan air mata kepada awak media, Jum’at (4/3/2022).

Sementara itu, warga komplek yang menampung para pengungsi Andi mengatakan, setelah satu Minggu pasca gempa terjadi dan sampai saat ini para pengungsi yang berada di pengungsian tersebut belum juga mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.

Beruntung banyak bantuan datang dari masyarakat komplek setempat, yang merasa prihatin terhadap nasib dan keadaan para pengungsi.

“Sangat beruntung, dengan kepedulian dan solidaritas masyarakat yang berdatangan secara swadaya. Kalau tidak, kita tidak akan tau apa yang akan terjadi terhadap para saudara-saudara kita korban gempa, yang juga banyak diantaranya adalah anak-anak dan balita,” ungkapnya.

Sementara itu, diposko pengungsian lainnya yang juga berdekatan dengan posko sebelumnya, masyarakat penampung para pengungsi, Zulkifli mengungkapkan hal yang sama, hingga saat ini korban yang berjumlah 25 orang yang tinggal di tempatnya belum juga mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Padahal sudah tidak sedikit bantuan yang telah disalurkan oleh instansi, ormas, dan pribadi dari dalam dan luar daerah pasca gempa terjadi.

“Kita telah berupaya dan berusaha agar para pengungsi mendapatkan bantuan. Namun, hingga saat ini kita baru menerima pakaian dalam dari Ibu-ibu PKK dan menerima bantuan 15 buah nasi bungkus dari pemerintah daerah,” ucapnya.

Selain itu, di tempat pengungsian lainnya yang juga berada dalam komplek perumahan, salah seorang korban Ratna mengaku, saat ini mereka belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, bahkan dia sudah menunggu lebih dari tiga jam di posko utama hanya mendapatkan satu renteng pempers, padahal kebutuhannya jauh dari itu.

“Kami meminta kepada pemerintah daerah agar dapat memberikan bantuan kepada kami disini yang terpaksa tidur diatas lantai,” pintanya.

Ratna menambahkan, adapun kebutuhan mereka saat ini diantaranya beras, tenda, tikar, air minum, peralatan mandi, pempers, pakaian dan makanan siap saji.

“Kami memohon kepada pemerintah daerah untuk memberikan bantuan, karena tidak mungkin kami terus menyusahkan keluarga tempat kami mengungsi yang kehidupannya juga masih pas-pasan,” harapyna. (wisnu)

Related posts