HUT Humas Polri ke-74, Wakapolda Sumbar: Wartawan Bukan Musuh, Mereka adalah Teman

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Di balik janji sinergi dengan media, Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin mengeraskan suara. Kali ini, sasarnya adalah tambang ilegal yang merusak lingkungan. Dengan tegas ia menyatakan komitmennya bersama Kapolda dan Pemprov Sumbar: tidak ada yang ditutup-tutupi.

Udara di lantai empat Mapolda Sumatera Barat, Rabu (22/10) siang, terasa berbeda. Di balik seragam lengkap dan protokoler yang khas, ada upaya mencairkan sekat. Wakapolda Sumbar, Brigjen Pol Solihin, duduk berhadapan dengan para awak media, bukan sebagai atasan yang memberi instruksi, melainkan sebagai rekan yang ingin membangun narasi bersama.

“Kita harus akui, wartawan bukan musuh. Wartawan adalah teman. Polri bisa maju karena media,” ujar Solihin, membuka percakapan dengan nada rekonsiliasi. Namun, obrolan tak berhenti pada hubungan dengan pers. Dari urusan narkoba, balap liar, dan tawuran yang meresahkan, Solihin dengan lantang beralih ke persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak: tambang ilegal.

Dengan nada penuh keyakinan, ia memaparkan front terbaru yang sedang dibangunnya. “Dan untuk masalah tambang, kita bersama Gubernur bersungguh-sungguh sikapi tambang ilegal. Tidak ada yang ditutup-tutupi,” tegasnya. Pernyataan itu seperti tamparan. Sebuah ikrar transparansi di sektor yang kerap diselimuti kabut tebal konsesi, pembiaran, dan kepentingan terselubung.

Komitmen “tidak ada yang ditutup-tutupi” itu adalah jawaban langsung atas desakan dan pemberitaan media selama ini. Ia mengisyaratkan sebuah pergeseran, dari pola lama yang defensif menuju keterbukaan dalam memberantas praktik tambang yang merusak lingkungan dan merugikan negara. Sinergi yang ia gaungkan sebelumnya, kini menemukan bentuk konkritnya: Polri bergerak dengan mandat hukum, didukung penuh oleh kepemimpinan Gubernur Mahyeldi, dengan media sebagai mitra pengawas.

Acara HUT Humas Polri ke-74 itu pun berubah wujud. Ia bukan lagi sekadar peringatan seremonial, melainkan sebuah deklarasi ofensif terhadap beragam kejahatan, dari yang terjadi di jalanan hingga yang menggurita di perut bumi Sumatra Barat. Di hadapan para wartawan, Solihin tak hanya menjual konsep ‘Polri yang humanis’, tetapi juga menegaskan wujudnya sebagai ‘Polri yang tak kompromi’ terhadap ilegalitas, dalam bentuk apapun.

“Kita perlu sinergi, tidak hanya Polri,” ucapnya di bagian lain sambutan, sebuah frasa yang kini bermakna ganda. Sinergi untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba, dan sinergi untuk menyelamatkan alam dan aset negara dari para perampok ilegal. Dua front, satu semangat: kolaborasi. Dan dalam kolaborasi itu, menurutnya, tidak ada ruang untuk ditutup-tutupi.

Related posts