Ingatkan Peserta Bayar Iuran, BPJS Kesehatan Bukittinggi Maksimalkan Telecollecting

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI – Upaya menjaga keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus dilakukan BPJS Kesehatan.

Salah satu strategi yang sampai saat ini gencar dilaksanakan adalah kegiatan telecollecting, yakni layanan pengingat iuran dengan cara menghubungi peserta JKN secara langsung.

Read More

Langkah ini terbukti efektif membantu peserta agar lebih disiplin dalam membayar iuran, khususnya bagi segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. Dengan begitu, kepesertaan mereka tetap aktif dan terlindungi saat membutuhkan layanan kesehatan.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi Haris Prayudi, mengatakan bahwa telecollecting tidak hanya sekadar mengingatkan peserta untuk melunasi iuran. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi sarana edukasi sekaligus promosi kemudahan pembayaran yang kini semakin beragam.

“Peserta bisa memanfaatkan autodebit melalui mitra perbankan seperti BRI, BNI, Mandiri, maupun BCA. Selain itu, pembayaran juga bisa dilakukan melalui mobile banking, internet banking, e-commerce, dan dompet digital.”

“Bahkan bagi peserta yang memiliki tunggakan besar, kami telah menyediakan Program Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB),” kata Haris dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.

Melalui program ini, kata Haris, peserta dapat mencicil iurannya lewat Aplikasi Mobile JKN. Semuanya dibuat supaya masyarakat tetap terjaga kepesertaannya tanpa harus menunggu sampai jatuh sakit baru melunasi iuran.

Ia menambahkan, kepatuhan membayar iuran sangat penting demi menjaga kesinambungan Program JKN. Prinsip gotong royong yang diusung Program JKN hanya akan berjalan bila seluruh peserta berpartisipasi aktif.

“Iuran peserta yang sehat digunakan untuk membiayai peserta yang sakit. Inilah semangat kebersamaan yang membuat program ini terus mengalirkan manfaat. Karena itu, kami selalu mengingatkan agar peserta disiplin membayar iuran sebelum tanggal 10 setiap bulan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Haris menjelaskan mekanisme telecollecting yang dilakukan oleh pihaknya sebelum menghubungi peserta yang menunggak.

“Sebelum petugas melakukan telecollecting terhadap peserta yang menunggak, kami melakukan mapping data terlebih dahulu pada aplikasi SIMANIS dengan jumlah bulan tunggakan, daerah peserta, dan dilanjutkan dengan menghubungi peserta.”

“Selanjutnya petugas memasukan hasil telecollecting ke aplikasi SIMANIS. Petugas juga mengedukasi peserta bahwa pembayaran iuran dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah,” tuturnya lagi.

Haris juga menegaskan, berbagai inovasi digital telah disiapkan untuk memudahkan masyarakat, mulai dari Mobile JKN, WhatsApp Pandawa dan Care Center 165.

“Peserta tidak perlu repot datang ke kantor cabang, semua bisa dilakukan dari genggaman tangan. Inilah bentuk transformasi layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang semakin adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Haris juga mengatakan bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan mengajak masyarakat Indonesia untuk menjaga status kepesertaan JKN untuk selalu aktif.

“Kesehatan adalah investasi jangka panjang. JKN hadir sebagai bentuk perlindungan negara untuk rakyatnya. Mari kita jaga bersama, karena sehat itu indah, dan JKN adalah payung pelindung saat hujan datang,” terangnya.

Sejumlah peserta turut merasakan manfaat dari adanya telekolekting. Aiza (36), mengaku awalnya sempat menunggak iuran karena kondisi ekonomi yang sulit.

Namun, berkat penjelasan petugas yang menghubunginya, ia akhirnya mengetahui adanya program REHAB dan langsung mendaftar melalui Aplikasi Mobile JKN.

“Kalau dicicil seperti ini tidak begitu berat. Saya sangat terbantu, karena dengan kondisi usaha yang sepi, beban terasa lebih ringan. Petugas yang menelpon pun menjawab pertanyaan saya dengan sabar.”

“Walaupun dulu saya sempat kesal karena sering ditelepon, sekarang saya sadar tujuannya baik, yaitu supaya kepesertaan saya tetap aktif,” sebut Aiza.

Hal serupa juga dirasakan oleh Riskasari (36), peserta JKN dari segmen PBPU. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa dirinya menunggak sebelum mendapat telepon dari petugas.

“Untung cepat diingatkan. Kalau tidak, mungkin baru sadar saat butuh layanan dan kartu sudah nonaktif. Bagus sekali kalau BPJS Kesehatan rutin menelpon peserta yang menunggak, biar kami tidak terkendala saat membutuhkan layanan kesehatan,” tutupnya. (*)

Related posts