Ini Bahasan Diskusi Publik Kemkominfo RI Tentang Sosialisasi Analog Switch Off

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI – Notulensi Diskusi Publik Virtual berkaitan dengan sosialisasi Analog Switch Off (ASO) dan seremoni penyerahan bantuan Set Top Box (STB) KemKominfo RI bersama Komisi I DPR Republik Indonesia.

Direktur Pengelolaan Media Kementerian Kominfo RI Nur Sodik Gunarjo selaku Direktur Pengelolaan Media Kementerian Kominfo RI dalam materinya memaparkan, tentang sosialisasi ASO.

Read More

“Kita sudah berkomitmen menjadi bangsa yang bertransformasi digital, artinya Apa tidak sembarangan kita masuk digital, tidak hanya sekedar kita punya perangkat yang canggih, tidak hanya sekedar kita sekarang sudah bisa atau mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan menggunakan berbagai macam platform digital,” paparnya, Sabtu (27/8/2022).

Ia sebut, problem terbesar dari program transformasi digital adalah diperlukannya sebuah ruang. Nah ini yang orang banyak mungkin enggak tahu. “Banyak ya, saya juga baru tahu ini, bahwa transformasi digital itu membutuhkan ruang. Nah ruang Apa contohnya, gini saya kasih analogi
yang sangat sederhana. Apabila kita ingin mendidik tim sepakbola Persib menjadi juara, maka kita mesti menyediakan tempat latihan dan tempat pertandingan. Nah tempat latihan, tempat pertandingan, namanya lapangan Hai dan lapangan ya serta stadionnya, tidak bisa asal-asalan, harus luasnya standar FIFA, rumputnya musti bagus ya kan, tempat latihan sama tempat pertandingan beda, karena tempat pertandingan,” sebut Nur Sodik.

Ia menjelaskan, teknologi analog penyiaran televisi, mulai dari TVRI sampai TV swasta di daerah semua menggunakan teknologi analog yang mengkonsumsi ruang udara Hai yang lebih besar, hai lalu ide melakukan transformasi Digital dari lembaga penyiaran televisi di seluruh Indonesia ini adalah teknologi penyiaran digital ya. Itu akan menghemat ruang udara yang digunakan, yang tadinya sekitar berapa bandwidth itu.

“Berapa luas ya, kalau satu TV 8 Mega her saja sekarang itu, berarti sudah habis itu 150 mg sehabis semua,” jelas Nur Sodik.

Ia menambahkan, jadi dengan menggunakan teknologi digital. Maka ruang udara yang digunakan untuk penyiaran makin lama makin sempit, lebih efisien sehingga menyediakan sisa ruang udara untuk digunakan bagi koneksi internet yang lebih cepat dan lebih baik dengan memiliki ruang udara yang lebih cepat dan lebih baik, maka Indonesia akan lebih mudah melakukan transformasi digital dan siaran televisi pun dengan menggunakan teknologi digital.

“Tidak hanya lebih efisien, tetapi keuntungan untuk kita sebagai konsumen atau penonton adalah gambar menjadi lebih jernih, gambar menjadi lebih bagus, suara juga lebih bagus dan sesuai dengan semua teknologi yang dimiliki oleh para tanpa digital yang sudah kita miliki itu,” imbuh Nur Sodik.

Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Iqbal, S.E., M.Com mengatakan, proses analisis opini relate dengan apa, yang kemudian dikatakan atau ditetapkan oleh lemhannas, tentang Indonesia masih ini yang pertama Sumber Daya Manusia (SDM) unggul Ini, berkaitan dengan permasalahan pendidikan edukasi di Indonesia tersebut akan ada bonus demografi.

“Bonus demografi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) itu kurang lebih 64 persen dari total penduduk Indonesia 64 persen ini. 24 persennya itu dikuasai oleh kalangan muda ya, yang usia 15-30 tahun. Kenapa saya bilang seperti ini,” tuturnya.

Ia menjelaskan, bahwa analosis opini bahasa, saya membuka gerbang kawan-kawan muda yang kemudian itu, memegang mandat kreatif inovatif lalu proximity dengan teknologi tersebut. Sebegitu dekat gitu ya, pemegang mandat untuk mengambil peluang analog fish of ini.

“Jadi saya bilang negara membuka pintu untuk kurang lebih 64 juta jiwa penduduk di Indonesia ini, untuk coba mengais rejeki disana,” jelas Iqbal.

Ia sebut, di mana asal usulnya tadi, Pak Nur Sodik sudah memaparkan, 323 232.50 peluang pekerjaan baru itu pada dua sektor, yang pertama industri kreatif.

“Ya industri kreatif, di bidang penyiaran industri kreatif, di bidang penyiaran itu, kenapa misalnya pasca Analysis of tentunya akan ada penambahan stasiun televisi baru, ya penambahan stasiun televisi baru, tentunya bertambahlah kebutuhan konten program-program yang kemudian dibutuhkan oleh stasiun televisi,” sebut Iqbal.

Ia mengungkapkan, di Bogor 45 saluran di Kota Bandung kurang lebih 35- 36 saluran televisi-televisi tidak mungkin menyediakan konten lewat sdm-nya saja. tapi kemudian dibutuhkan content creator yang kemudian datangnya dari komunitas, dari kampus apa, dan segala macemnya.

“Termasuk mungkin dari PH apa segala macem nama gang ini, yang kemudian harus ditangkap oleh kawan-kawan muda, tentang mana ama salah, analosis opini satu itu sebelum kepengawasan kedua industri kreatif di bidang OOTD over-the-top yang basisnya internet. Nah karena ada dividen 112 Mega Yes untuk menopang internet berkecepatan tinggi,” ungkap Iqbal.

Bagaimana lembaga penyiaran, siap atau enggak hasil penelitian, juga lembaga
penyiaran gitu ya. Yang ada 18 TV ya di Provinsi Jawa Barat yang tersebar di 27 kabupaten/kota.

“Alhamdulillah siap juga dalam menyambut analosis of, bahkan kami pada Maret kemarin gitu, pada 2021/2022 kami memperingati tiga TV kelvaran, satu SMTV di Sumedang itu switch on, sudah kami peringati saat datang ke sana,” ujar Iqbal.

Pihaknya memperingati itu, kedua MQTV punya Hakim di Daarut Tauhiid, ketiga Radar TV di Tasik dan yang lain-lain. “Kami memperingati itu. Alhamdulillah siap untuk menyambut analog Swiss of tahun ini, kalau Farhan kami penelitian empat penelitian itu.

“Ya kemudian semua temanya itu, analosis of judulnya, masa depan lebihi pasca so kolaborasi penyiaran. Untuk Jawa Barat juara lahir batin tim penelitinya. itu ada Fikom Universitas Padjadjaran, Fikom Universitas Islam Bandung, FISIP Universitas Pasundan dan Fikom Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Saat ini penelitian dilakukan oleh empat kampus yang bekerjasama dengan kpid Jawa Barat,” pungkasnya.

Pemred Padang TV Nashrian Bahzein menanyakan, Kenapa sih harus beralih ke TV digital gitu, kan sudah nyaman kita pakai TV yang lama seperti itu, tetapi ternyata begini Bapak dan Ibu perlu diketahui, bahwa ini memang sudah menjadi amanat undang-undang.

“Jadi di dalam undang-undang cetak kerja itu Cup di sana tercantum ketentuan, bahwa analog switch off atau perpindahan dari televisi analog ke televisi digital ini, kalau sebutannya simigrasi ya, migrasi analog ke digital diselesaikan paling lambat dua tahun, sejak undang-undang Cipta terjatuh diundangkan ya artinya pada 2-11-2018 lalu,” ungkapnya.

Ia menegaskan, seluruh sistem aja menggunakan penyiaran analog untuk televisi sudah harus ditutup. Dan ini tentu saja menimbulkan pertanyaan lagi, Kenapa sih harus ditutup ya?

“Iya, karena di tempat lain, di negara-negara seperti di Malaysia dan Singapura pada 2019 mereka sudah tidak lagi menggunakan televisi analog sudah ditutup hatinya. Thailand dan Vietnam saja, pada tahun 2020 kemarin juga sudah tutup,” tukas Nashrian.

“Kita kalau lihat kloternya itu, Indonesia ini termasuk ke kloter yang paling akhir, untuk hasil tidak mengapa hatinya harus dilakukan meskipun terlambat, tetapi memang kalau kita tidak ingin terlambat
dibandingkan dengan negara lain, ya satu hal yang harus dilaksanakan seperti itu,” ulasnya.

Lalu, kemudian kenapanya lagian tadi udah di singgung juga oleh tamparan, bahwa memang siaran analog ini boros Fancy Yen Kabupaten ibu ya. Jadi kalau dulu satu stasiun TV analog itu menggunakan Satu Frekuensi Brarti kalo 10 ya 10 pensiun itu. Namun untuk di televisi digital satu frekuensi ini bisa digunakan bersama-sama antara 6-13 stasiun televisi, bayangkan yang tadinya satu dipakai satu, sekarang satu. Bisa dipakai maha maksimal bisa 13 stasiun televisi menggunakan satu frekuensi ini merupakan penghematan yang luar biasa ini.

“Ya beberapa bahkan, ya mengapa juga gak kita perlu melakukan migrasi dari analog ke digital yang pertama, terkait dengan program siarannya dan nanti di sini ada dari KPID nanti akan menyampaikan lebih detil lagi, seperti apa jadi memungkinkan jumlah siaran televisi itu semakin banyak dan bervariasi,” sebut Nashrian.

Nashrian mengungkapkan, kemarin sudah dicoba oleh seseorang yang sudah mencoba di Bogor. Mereka bisa menangkap 45 kanal untuk TV digital dan enam kualitas yang semuanya baik di Bandung.

“Saya kira nanti wilayah Jawa Barat, mayoritas akan mendapatkan sinyal dan siaran yang sama juga dan korbannya itu memungkinkan lebih banyak lagi. Tidak hanya di pusat tetapi juga bisa dilaksanakan oleh PPDP yang ada di daerah ke ini ada dua dari kualitasnya kualitas siaran televisinya,” ungkapnya. (*)

Related posts