MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Auditorium Gubernuran Sumbar berubah menjadi panggung inspirasi ketika ratusan putri muda Muhammadiyah berkumpul dalam momen bersejarah acara yang dihelat Majelis Pendidikan Kader PW Aisyiyah Sumbar “Temu Ramah Aisyiyah dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) putri se-Sumatera Barat”.
Sabtu pagi yang teduh di Padang berubah menjadi momentum penuh makna. Auditorium Gubernuran Provinsi Sumatera Barat, yang biasanya menyaksikan rapat-rapat formal, kali ini dipenuhi suara tawa dan diskusi hangat puluhan putri muda Muhammadiyah. Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumbar menggelar temu ramah dengan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Putri se-Sumbar dalam agenda Majelis Pendidikan Kader yang langka terjadi.
Harneli Bahar, Istri Gubernur Sumbar, tampil dengan rasa takjub yang tak disembunyikan. Matanya menatap satu per satu wajah para putri muda di hadapannya dengan penuh kekaguman. “Saya sangat salut dengan semangat luar biasa para putri AMM dan dedikasi ibu-ibu Aisyiyah yang terus bergerak ikhlas, tanpa pamrih, semua untuk kemajuan persyarikatan,” ucapnya dengan nada tulus.
Kemudian suaranya berubah lebih bersemangat: “Zaman sudah berubah. Perempuan muda tidak boleh hanya diam di belakang layar sebagai pendamping. Kalian harus berani tampil sebagai penggerak perubahan!” serunya dengan mata berbinar, memandang deretan wajah muda yang menatap penuh antusias.
Harneli tak berhenti di situ. Dengan gesture yang ekspresif, ia melanjutkan pujiannya: “Yang saya lihat hari ini adalah harmoni luar biasa antara senior dan junior. Ini bukti nyata keberhasilan Aisyiyah dan Muhammadiyah dalam mempersiapkan tokoh-tokoh masa depan bangsa. Generasi muda seperti kalian adalah investasi terbaik untuk Indonesia.”
Pesan itu disambut gemuruh tepuk tangan yang memecah keheningan auditorium. Para putri AMM yang hadir dari berbagai daerah—Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, hingga Dharmasraya—seakan mendapat suntikan semangat baru.
Kiai Jal Atri Tanjung, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, hadir dengan refleksi mendalam tentang regenerasi. Pria bertubuh gempal itu menekankan pentingnya kesinambungan perjuangan dengan bahasa yang mudah dipahami: “Bayangkan jika Aisyiyah senior adalah pohon tua yang kokoh, maka AMM Putri adalah tunas-tunas muda yang akan tumbuh tinggi. Tanpa harmoni keduanya, pohon besar ini tidak akan berbuah manis.”
Sementara Dr. Syur’aini, Ketua PWA Sumbar, menutup rangkaian sambutan dengan nada reflektif yang menyentuh hati. “Pertemuan ini bukan ritual kosong. Ini investasi untuk masa depan dakwah Aisyiyah. Setiap putri yang hadir hari ini adalah harapan hidup organisasi ini,” ucapnya dengan suara lembut namun penuh keyakinan.
Yang menarik, acara ini berlangsung tanpa protokol kaku. Diskusi mengalir natural, diselingi candaan ringan dan sharing pengalaman. Beberapa kader AMM Putri bahkan berani mengajukan pertanyaan kritis tentang tantangan dakwah di era digital, yang dijawab dengan bijak oleh para senior.
Temu ramah yang berlangsung hampir tiga jam ini menjadi bukti bahwa Aisyiyah Sumbar tidak hanya milik generasi tua, tetapi terus hidup bersama semangat dan ide segar para putri muda Muhammadiyah. Sebuah silaturahmi yang akan dikenang sebagai titik balik semangat kebersamaan antargenerasi di Ranah Minang.






