MINANGKABAUNEWS.com, PADANG PARIAMAN – Pagi itu para santri dan santriwati bergegas ke halaman pondok. Mereka turun dari asrama, memakai baju putih dan celana hitam.
Disebut turun, karena sebagian santri asramanya di lantai dua. Begitu pula santriwati, semua di atas, berdekatan dengan rumah Buya Marulis Tuanku Mudo, sang pimpinan pondok.
Santri yang asramanya di lantai dasar, begitu mendengar aba-aba, menghambur saja keluar. Sejak sehabis Subuh sepertinya mereka sudah siap untuk menggelar kegiatan setahun sekali itu.
Cuaca yang mendukung, tampak Sabtu 17 Agustus 2024 upacara pengibaran bendera merah putih itu agak meriah, di Pesantren Madrasatul ‘Ulum Lubuk Pandan tersebut.
Tentu segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan sedemikian rupa, sehingga ketika panitia memberitahukan untuk memulai upacara, tapak semua sudah pada tempatnya.
Buya Marulis Tuanku Mudo, pengasuh pesantren yang didirikan pada 1940 itu berdiri pada deretan guru tuo. Umumnya mereka memakai pakaian kebiasaan, yakni sarung.
Sederhana dan terkesan memberi makna terhadap nilai-nilai kemerdekaan itu sendiri. Pasukan penggerek bendera begitu rapi, tertib, dan gagah dalam mengayunkan langkahnya, membawa sekaligus menaikan bendera, yang diiringi lagu Indonesia Raya.
Setelah upacara, selama dua hari kedepannya, digelar sejumlah lomba. Tentu bagian dari kemeriahan HUT kemerdekaan itu sendiri di lingkungan pesantren yang terletak di Kampung Guci tersebut.
Ada lomba pacu karung, lomba futsal, lomba sepak takraw dan sejumlah lomba olahraga lainnya. Lomba tentunya antar santri dan antar asrama.
Ketua alumni Madrasatul ‘Ulum, Ahmad Damanhuri Tuanku Mudo bertindak sebagai pembina upacara. Pidatonya singkat saja.
Dia mengajak seluruh keluarga besar Madrasatul ‘Ulum, untuk memaknai hari kemerdekaan itu sendiri.
“Hari ini, kita harus mengisi nilai-nilai dari pejuang kita yang telah gugur di medan tempur, merebut dan meraih kemerdekaan ini,” kata dia.
Semua harus berinovasi, untuk memberikan yang terbaik pada bangsa ini, sesuai keberadaan kita. “Santri harus berinovasi, guru tuo pun harus lebih meningkatkan kreativitasnya, sehingga melahirkan santri yang hebat,” ungkapnya. (ad/red)