Kajian bersama Buya Gusrizal: Tingkatan Perjalanan Spiritual Menurut Ibnu Qayyim: Dari Kesadaran hingga Tekad

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Ketua Umum MUI Sumatera Barat, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa, dalam kajian terbarunya di sebuah masjid, membahas perjalanan spiritual seorang hamba menuju Allah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Qayyim dalam kitab Manāzil as-Sāirīn. Buya Gusrizal menekankan bahwa perjalanan ini terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari kesadaran hingga tekad yang kokoh untuk tetap istiqamah di jalan kebenaran.

1. Manzilah al-Yaqazhah (Kesadaran Spiritual)

Read More

Tahap pertama adalah yaqazhah, yakni kesadaran dari kelalaian terhadap tanggung jawab kepada Allah. Selama seseorang masih terbuai oleh kesenangan duniawi dan tidak menyadari kondisi spiritualnya, ia tidak akan mampu memperbaiki diri. Oleh karena itu, langkah awal dalam dakwah adalah membangunkan kesadaran ini.

2. Manzilah al-Bashīrah (Pandangan Batin yang Mendalam)

Setelah seseorang tersadar, ia perlu memiliki bashīrah, yaitu ketajaman mata hati untuk memahami arah perjalanannya. Kesadaran saja tidak cukup tanpa pemahaman yang jelas tentang jalan yang harus ditempuh. Banyak orang yang sadar akan kesalahannya tetapi masih ragu dalam menentukan langkah. Bashīrah memungkinkan seseorang untuk melihat kebenaran dengan hati, bukan hanya dengan indra fisiknya.

3. Manzilah al-Qashd (Maksud dan Motivasi)

Kesadaran dan pemahaman harus diikuti dengan qashd, yaitu niat dan dorongan kuat dalam hati untuk bergerak. Tanpa motivasi yang cukup, seseorang hanya akan menjadi penonton dan tidak benar-benar melangkah menuju perubahan.

Qashd ini memiliki tiga tingkatan:

Tingkatan pertama: Munculnya keinginan untuk berubah, di mana seseorang mulai merasa bahwa rintangan bukan lagi hambatan utama.

Tingkatan kedua: Keinginan yang lebih kuat, yang membuat seseorang mulai mencari cara untuk mengatasi berbagai tantangan.

Tingkatan ketiga: Kepasrahan total kepada syariat, di mana seseorang tidak lagi ragu untuk melangkah sesuai dengan ajaran Allah.

4. Manzilah al-‘Azm (Tekad yang Kokoh)

Setelah niat terbentuk, seseorang harus memiliki ‘azm, yaitu tekad yang kuat untuk bertindak tanpa ragu. Dalam Surah Ali ‘Imran ayat 159, Allah berfirman:”Fa idzā ‘azamta fatawakkal ‘alallāh” – “Jika engkau telah bertekad, maka bertawakkallah kepada Allah.”

Tekad ini terbagi menjadi dua:

‘Azm al-Dukhūl: Tekad awal untuk memulai perjalanan menuju kebaikan.

‘Azm fī al-Fi’l: Tekad untuk terus melangkah dan tidak kembali ke keadaan semula.

Banyak orang yang hanya memiliki tekad awal, tetapi kehilangan semangat di tengah perjalanan. Oleh karena itu, seseorang harus memastikan bahwa tekadnya tidak hanya muncul di awal, tetapi juga berlanjut hingga akhir.

Perjalanan menuju Allah adalah proses bertahap yang memerlukan kesadaran, pemahaman, niat yang kuat, dan tekad yang kokoh. Tanpa tahapan ini, seseorang bisa kembali terjebak dalam kebingungan dan kembali ke kondisi awal. Oleh karena itu, setiap individu yang ingin memperbaiki diri harus membangun kesadaran yang mantap, memahami arah perjalanannya, memiliki niat yang jelas, dan menguatkan tekad agar tetap istiqamah dalam menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

Related posts