MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Datuak Palimo Basa, kembali menggelar kajian keislaman bertema Fiqh Al-Qulub (Fikih Hati),Sabtu, (12/4/2025). Kali ini, beliau mengupas urgensi taubat dalam memperbaiki hubungan manusia dengan Allah dan sesama.
Menurut Buya Dr. Gusrizal Gazahar, kesadaran akan dosa dan tekad untuk kembali ke jalan Allah merupakan pondasi utama bagi setiap Muslim. “Taubat bukan sekadar pengakuan kesalahan, tetapi komitmen untuk tidak mengulanginya. Siapa yang abai bertaubat, ia telah mendzalimi diri sendiri,” tegasnya, merujuk pada sejumlah ayat Al-Quran yang menyerukan pentingnya membersihkan hati.
Beliau juga mengingatkan agar umat Islam menghindari sikap merendahkan orang lain, baik melalui perkataan maupun perbuatan. “Menghina sesama, baik laki-laki maupun perempuan, adalah bentuk pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan. Allah melarang kita memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan,” ujarnya, mengutip Surah Al-Hujurat ayat 11.
Di akhir kajian, ulama yang akrab disapa Buya Gus ini mendorong peserta untuk segera memulai taubat nasuha (taubat tulus). “Taubat adalah jalan keluar dari segala kezaliman, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Ini kebutuhan spiritual, bukan sekadar anjuran,” imbuhnya.
Kegiatan yang diadakan di Surau Buya Gusrizal Bukittinggi ini dihadiri ratusan peserta dengan antusias. Selain memperdalam pemahaman fikih, kajian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga akhlak dalam interaksi sosial.
“Melalui tema ini, kami ingin mengajak masyarakat tidak hanya paham hukum Islam, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai moral Quran dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Buya Gusrizal Gazahar.
Kajian Fiqh Al-Qulub rutin digelar Surau Buya Gusrizal sebagai upaya membangun kesadaran spiritual masyarakat, sekaligus merespons tantangan dekadensi moral di era modern.






