MINANGKABAUNEWS, PADANG — Di tengah lanskap pendidikan tinggi Indonesia yang kian kompetitif dan cenderung elitis, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat mengambil jalur berbeda: membuat pintu-pintu kampus terbuka selebar-lebarnya bagi siapa pun yang ingin belajar, tak peduli dari mana mereka berasal atau seberapa tebal dompet orang tua mereka.
Dengan semangat yang mereka sebut sebagai “Kampus Sejuta Beasiswa”, UM Sumbar meluncurkan skema beasiswa dalam berbagai bentuk — dari jalur kader persyarikatan hingga rekomendasi masjid dan mushalla, dari saudara kandung alumni hingga siswa yang tidak lulus UTBK. Tidak ada satu pun jalur yang mengharuskan nilai rapor sempurna atau skor tes tinggi. Sebaliknya, yang dibuka adalah ruang bagi cerita hidup dan semangat juang.
“Kami ingin menghapus frasa ‘tidak mampu kuliah’ dari kamus generasi muda,” kata Rektor Dr. Riki Saputra, M.A., yang sejak awal masa kepemimpinannya meyakini bahwa akses adalah kunci keberlanjutan bangsa. “Semua anak bangsa berhak atas kesempatan.”
Program ini bukan hanya potongan angka di lembar tagihan semesteran — tetapi pesan moral bahwa pendidikan tinggi tidak seharusnya menjadi kemewahan. Bahwa menjadi anak yatim, aktivis masjid, atau kader organisasi bukan hambatan, melainkan jalur sah menuju ruang-ruang akademik.
Skema beasiswa UM Sumatera Barat menawarkan potongan biaya mulai dari 15% hingga 70%, dengan beragam jalur:
Saudara Kandung Mahasiswa/Alumni: 30–40%
Rekomendasi Masjid/Mushalla: 15–20%
Prestasi Akademik/Non-akademik: 25–30%
Dhuafa: 30–40%
Persyarikatan Muhammadiyah: 20–25%
Sekolah Kader (Paskamu): hingga 70%
Jalur Mandiri Skor UTBK: 20–30%
Beasiswa KIP Kuliah: sesuai regulasi pemerintah
Di Sumatera Barat, provinsi dengan geografi yang beragam dan tingkat ketimpangan pendidikan antarwilayah yang nyata, langkah ini bisa menjadi preseden penting. Bahwa universitas bukan hanya menara gading, tetapi juga rumah harapan.
Informasi lengkap mengenai beasiswa dan pendaftaran tersedia di https://pmb.umsb.ac.id.






